Dokter: Antara Kepastian Keselamatan Pasien dan Resistensi Antibiotika

Dokter: Antara Kepastian Keselamatan Pasien dan Resistensi Antibiotika
0 Komentar

Oleh: Sari Damayanti

Pegawai Negeri Sipil di RSUD Bari Palembang, Anggota Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI), dan Alumnus Program Studi Farmasi di Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang.

Wanita mana yang tak menginginkan proses persalinan sempurna berjalan lancar dan alami. Namun sayangnya tidak jarang persalinan menemui hambatan sehingga harus dilakukan operasi.

Beberapa faktor yang menyebabkan harus dilakukan operasi yaitu kondisi panggul ibu yang sempit, preeklampsia(tekanan darah tinggi pada ibu), posisi dan keadaan plasenta, posisi bayi sungsang, bobot bayi terlalu besar, faktor penyakit genital menular pada ibu juga bayi kembar, serta faktor urgensi yang tidak memungkinkan untuk persalinan normal. Tujuan tindak operasi yakni agar ibu dan janin sehat-selamat.

Baca Juga:Pelantikan Pjs Kades Dijaga Ketat AparatBawaslu Gelar Refleksi Tahapan Pemilu 2019

Bedah sesar disebut juga dengan Sectio Caesarea yakni upaya mengeluarkan janin melalui pembedahan pada dinding perut dan rahim. Persalinan buatan ini dapat dilakukan dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram.

Bedah sesar merupakan salah satu tindakan operasi yang banyak terjadi di negara maju maupun berkembang. Di Indonesia, berdasarkan survei demografi dan kesehatan tahun 2009 sampai 2010, angka persalinan sectio caesarea secara nasional berjumlah kurang lebih 20,5% dari total persalinan.

Meskipun begitu, bahaya yang mengikuti pembedahan adalah infeksi akibat serangan bakteri pasca operasi. Pembedahan sesar itu dilakukan dengan membuat luka terbuka yang besar di perut. Sehingga, kontaminasi bakteri sangat besar kemungkinan terjadi.

Pada pasien bedah sesar bila sudah terkena infeksi maka dapat menyerang organ ginjal, rahim dst. Kejadian ini dalam dunia medis dikenal dengan sebutan ILO (Infeksi Luka Operasi).

Seperti diketahi, sumber bakteri pada ILO dapat berasal dari pasien, dokter dan tim, ataupun lingkungan dimana bakteri tersebar pada udara yang halus, dan alat operasi yang tidak steril.

Intinya pencetus ILO adalah sanitasi dan higyenitas yang buruk. Di salah satu rumah sakit BUMN Kepulauan Riau periode maret 2014- februari 2015, angka kejadian ILO akibat tindakan seksio sesar yaitu sebanyak 6,4% dri 140 pasien.

ILO merupakan momok yang tidak hanya membuat pasien ketakutan, tetapi juga para dokter bedah pun kesulitan tidur dibuatnya. Sebab ILO dapat sekali menyebabkan cacat permanen bahkan mengancam nyawa bila kita teringat pada kasus wabah hitam (black death) di Inggris pada tahun 1970an.

0 Komentar