Fenomena Mudik dan Teori Mobilitas Penduduk Klasik

Fenomena Mudik dan Teori Mobilitas Penduduk Klasik
0 Komentar

Oleh:

1.Drs. H. Priyono, M.Si. (Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
2.Drs.H.Jajang Susatyo,MSi (Dosen dan Ketua program studi Pendidikan Geografi Universitas Widyadarma Klaten)

Mudik atau pulang kampung merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat Indonesia secara turun temurun tiap jelang lebaran tiba. Mudik bisa diartikan simbol silaturahmi, simbol bi local population, simbol interaksi desa-kota dan memang ada nilai religi yang menempel di dalamnya yaitu silaturahmi. Perpaduan keduanya menimbulkan kebahagiaan, ingat masa silam, kegaduhan perputaran uang atau transaksi, yang dampaknya sangat luar biasa terhadap perekonomian di daerah tujuan.

Fenomena mudik menjadi pemandangan tahunan yang bisa kita saksikan jelang lebaran. Jika di kota kecil sudah mulai terasa pada malam minggu dan liburan terjadi kemacetan kecil, tapi jelang lebaran , kendaraan luar kota mendominasi jalan dan kepadatan lalu lintas menjadi tinggi dan macet jadi menu harian. Arus mudik yang berasal dari ibukota dan kota lainnya semakin tahun semakin bertambah dan selalu diikuti arus balik yang lebih besar karena membawa keluarga lain yang ingin mengadu nasib di daerah tujuan. Inilah problem perkotaan yang sulit dicegah karena semakin sulitnya mencari pekerjaan di daerah asal di satu pihak dan tersedianya banyak pekerjaan di daerah tujuan di pihak yang lain. Fenomena mudik adalah kolaborasi fenomena budaya, religi dan fenomena interaksi desa-kota.

Baca Juga:Berkobar di Rest Area Tol Cipali, Api Diduga Berasal dari Gas AlamPemerintah Desa Tambakan Mulai Berikan Layanan

Tradisi ini sebenarnya bukan hanya dilakukan di Indonesai semata, beberapa negara yang lain juga memilikinya diantaranya Malaysia, Mesir, Turki dan India dan beberapa negara lainnya. Di Malaysia tradisi ini dilakukan seminggu menjelang hari raya idul fitri yang mereka sebut Hari Raya Puasa Secara tradisi mudik di Malaysia dikenal dengan istilah Balek Kampung.

Di Mesir tradisi mudik dilakukan menjelang Hari Raya Idul Adha yang dirayakan lebih meriah dibandingkan dengan Hari Raya Idul Fitri. Turki tradisi mudik atau dikenal dengan istilah Seker Baryam yang dilakukan untuk berziarah. India tradisi mudik hampir sama dengan di Indonesia tetapi lebih banyak dilakukan pada perayaan agama hindu yang dikenal dengan Diwali jauh lebih besar dibandingkan dengan Hari Raya Idul Fitri terutama karena mayoritas masyarakatnya memeluk agama Hindu. Sementara itu di China tradisi mudik dilaksanakan pada hari tahun baru imlek. Sedangkan di Amerika, Canada, Australia dan Jerman tradisi mudik dikenal dengan istilah Thanksgiving merupakan hari libur umum yang dirayakan sebagai hari pengucapan rasa syukur dengan berkumpul bersama keluarga atau kerabat terdekat untuk menyantap makanan bersama.

0 Komentar