Hari Bersejarah, 30 September 16 Tahun Lalu

Dr Aqua Dwipayana
0 Komentar

Jumat, 30 September 2005, tepat 16 tahun lalu adalah hari yang bersejarah buat saya. Ketika itu saya resmi berhenti jadi karyawan. Sejak itu atasan saya satu-satunya hanya Tuhan, tidak ada yang lain.

Setelah sekitar 17 tahun bekerja di sembilan perusahaan yang berbeda-beda – pertama kali 27 Desember 1988  di Harian Suara Indonesia (sekarang Radar Surabaya dan anak perusahaan Jawa Pos-pen) – dengan kesadaran penuh dan keyakinan dalam segala aspek kehidupan bakal lebih baik, saya memutuskan berhenti jadi karyawan. Melaksanakannya dengan penuh sukacita.

Sama sekali tidak ada beban melakukannya. Bahkan setelah menjalaninya, menyesal kenapa tidak dari dulu jadi orang bebas merdeka. Atasan satu-satunya hanya Tuhan. Kenapa setelah usia 35 tahun baru melaksanakannya.

Baca Juga:Tata Busana, Jurusan Baru di SMK Kutawaringin SubangKembali ke Pantura Subang, Serbuan Vaksin Maritim Kolinlamil Sasar 1500 Warga di Pusakanagara

Saya mengakhiri karir sebagai pegawai di Semen Cibinong. Kemudian ganti nama jadi Holcim Indonesia. Setelah dibeli Grup Semen Indonesia namanya berganti lagi jadi Solusi Bangun Indonesia.

Saat saya memutuskan berhenti jadi pegawai, banyak orang terutama teman-teman saya yang menyesalkan keputusan saya itu. Mereka mengkhawatirkan kehidupan saya terutama keluarga setelah tidak bekerja secara rutin dan mendapat gaji setiap bulan.

Kekhawatiran itu makin bertambah saat melihat kedua “malaikat” saya, Alira Vania Putri Dwipayana dan Savero Karamiveta Dwipayana yang masih kecil. Usia mereka relatif belia: 9 tahun dan 6 tahun.

“Kalau Pak Aqua berhenti jadi pegawai Semen Cibinong dan tidak bekerja sebagai karyawan, nanti keluarganya: istri dan anak-anaknya mau dikasih makan apa? Bagaimana dengan biaya pendidikan mereka? Padahal mereka kan  membutuhkan biaya yang besar. Dari waktu ke waktu dana buat Alira dan Ero tambah banyak,” ujar beberapa teman senada.

Menjawab mereka, saya menyampaikan terima kasih atas semua perhatian yang diberikan kepada saya sekeluarga. Hal itu sangat mengharukan sekaligus sebagai penyemangat untuk menjawab plus membuktikan kekhawatiran mereka.

Saya katakan bahwa saya sangat yakin Tuhan telah menetapkan rezeki saya sekeluarga. Terpenting konsisten menjaga hati agar tetap bersih, komunikasinya baik kepada semua orang, dan selalu berpikir positif. Selain itu terus-menerus berusaha secara optimal.

Dengan melaksanakan hal itu secara terus-menerus tanpa lelah, saya yakin Tuhan akan memberikan rezeki kepada saya sekeluarga. Bahkan jumlahnya melebihi dari kebutuhan kami.

0 Komentar