Implementasi Sekolah Siaga Kependudukan (SSK)

Implementasi Sekolah Siaga Kependudukan (SSK)
0 Komentar

Pendidikan kependudukan sendiri merupakan upaya terencana dan sistematis dari dua atau lebih pemangku kepentingan untuk membantu masyarakat agar memiliki pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran tentang kondisi kependudukan serta keterkaitan timbal balik antara perkembangan kependudukan yaitu kelahiran, kematian, perpindahan serta kualitas penduduk dengan kehidupan sosial, ekonomi, kemasyarakatan, dan lingkungan hidup sehingga mereka memiliki perilaku yang bertanggungjawab dan ikut peduli dengan kualitas hidup generasi sekarang dan mendatang. Berbasis pengetahuan, kemudian pemahaman maslah kependudukan secara menyeluruh, maka diharapkan akan punya sikap dan perilaku yang mendukung keberhasilan kependudukan.

Tujuan secara khusus SSK adalah : memberikan wawasan, pengetahuan, sikap, dan ketrampilan siswa tentang Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Keluarga, atau yang biasa disingkat dengan  KKBPK. Sedangkan tujuan umumnya adalah : memberikan arah dan pedoman bagi penangungjawab dan pengelola pendidikan dalam menggarap KKBPK. SSK merupakan sinergi antara Dians Pendidikan dengan BKKBN.

SMA N 1 Banguntapan merupakan salah satu SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta yang menerapkan Sekolah Siaga Kependudukan semenjak tahun 2018. Dalam pengembangannya, kami  bermitra dengan Perwakilan BKKBN DIY. Implementasi pendidikan kependudukan dilakukan melalui beberapa cara, antara lain : 1) Integrasi Pendidikan Kependudukan dalam mata pelajaran. Materi Kependudukan yang akan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran sudah direncanakan dalam Silabus, kemudian di break down dalam RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), sampai dimasukkan dalam instrumen penilaian.

Baca Juga:Bahaya Terlalu Sering Mandi Air Hangat, Ngeri…Cara Cabut Berkas Mobil Tanpa Ribet

Guru mencermati masalah kependudukan apa yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Misalnya pelajaran Biologi pada saat menyampaikan materi reproduksi, dapat mengintegrasikan masalah reproduksi sehat remaja. Dari penyisipan topik tersebut diharap siswa mempunyai pengetahuan tentang reproduksi yang sehat bagi remaja sehingga diharapkan mereka tidak akan melakukan hal- hal yang merugikan dirinya, juga resiko terhadap masalah kependudukan, seperti pergaulan bebas yang dapat menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan/ KTD, pernikahan dini, dan lain- lain. Harapannya mereka akan memiliki sikap yang baik dalam merencanakan pembentukan keluarga, pada saat yang tepat, ketika usianya sudah matang, ketika sudah memiliki pekerjaan dan penghasilan sendiri, sehingga secara fisik, mental maupun finansial mampu menjaga keberlangsungan keluarga yang dibina sehingga  anak yang dilahirkan akan memiliki kualitas yang baik.  Pelajaran di SMA yang sarat dengan permasalahan kependudukan adalah Pelajaran Geografi, tanpa menyisipkan, ada materi dalam pelajaran geografi yang membahas masalah kependudukan, seperti masalah kelahiran, kematian, perpindahan/ migrasi penduduk dibahas secara mendalam. Juga masalah kualitas penduduk yang terkait dengan pendidikan, kesehatan, dan pendapatan penduduk. Masalah- masalah lain yang penting dalam kependudukan lainnya, seperti bonus demografi, harapan hidup, angka ketergantungan, komposisi penduduk, dan masih banyak lainnya. Untuk mata pelajaran yang lain, seperti Matematika, Fisika, Kimia, Agama, Sosiologi, Sejarah , PPKn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris  sampai Seni Budaya harus mencari materi kependudukan yang sesuai diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang diampunya. Hal ini menuntut kejelian dari guru yang bersangkutan.

0 Komentar