Individu Berkinerja Tinggi Ternyata Beresiko Tinggi untuk Gagal? Benarkah?

berkinerja tinggi
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Sebuah studi terbaru telah mengungkapkan bahwa individu berkinerja tinggi, yang sering dianggap sebagai puncak keberhasilan, ternyata juga memiliki risiko tinggi untuk gagal dalam karier mereka.

Terlepas dari pengakuan, atasan yang suportif, dan pencapaian yang luar biasa, mereka dapat menemui hambatan yang signifikan, menghadapi penurunan kinerja, dan bahkan merasa terjebak.

Penelitian yang melibatkan hampir 40.000 survei 360 derajat dan lebih dari 9.000 penilaian diri terhadap pemimpin dari berbagai belahan dunia menunjukkan bahwa 26% dari pemimpin yang memiliki potensi besar juga dianggap memiliki risiko tinggi terhadap kegagalan karier oleh atasan mereka.

Baca Juga:Facial Steam, Ragam Manfaat untuk Perawatan Wajah Secara AlamiARD Rela Tidak Dibayar Dampingi Keluarga Remaja Korban Penganiayaan Oknum Polisi di Subang Dapatkan Keadilan

Sebuah studi pada 2016 menemukan bahwa kadar kortisol (hormon yang berperan dalam stres) orang-orang ‘panggilan’ meningkat lebih cepat di pagi hari dibandingkan orang-orang yang tidak harus siap bekerja kapan saja, dilansir dari, https://p2ptm.kemkes.go.id.

Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha mencapai prestasi kerja secara maksimal.

Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang siap secara psikofisik (sikap secara mental, fisik, tujuan dan situasi).

Artinya seorang pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai serta mampu memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja.

Selain itu, menurut A. Dale Timple yang dikutip oleh Anwar Prabu Mangkunegara (2006:15) faktor-faktor kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal: “Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang.

Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan.

Seperti perilaku, sikap, dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas kerja, dan iklim organisasi.”

Baca Juga:Ibunda Remaja yang Tewas Dianiaya Oknum Polisi di Subang Minta Pelaku Dihukum BeratKuasa Hukum Keluarga Remaja yang Tewas Dianiaya Polisi di Subang, Pesan Begini ke Polisi

Menurut pelatih karier, ketidakmampuan untuk mengatasi hambatan dapat disebabkan oleh tiga kebiasaan merugikan yang tumbuh dari pola perilaku yang dalam.

Kebiasaan pertama adalah mempermainkan korban, dimana individu cenderung menolak tanggung jawab atas kegagalan dan membuat alasan atas prestasi buruk.

Kebiasaan kedua adalah menyukai gagasan ‘kesibukan’, yang mengarah pada fokus pada tugas-tugas mendesak tanpa mempertimbangkan gambaran besar dan pertumbuhan diri.

Ini juga menghambat kemungkinan untuk membangun jaringan hubungan yang penting dalam karier.

0 Komentar