Meski Dilarang, Kendaraan Besar Kerap Lewati Jalur Padalarang

Meski Dilarang, Kendaraan Besar Kerap Lewati Jalur Padalarang
RAWAN: Sejumlah kendaraan melintasi jalur Padalarang-Cisarua. Pada akhir pekan, jalur ini dilarang bagi kendaraan besar dan bis. ASEP IMAM MUTTAQIN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

NGAMPRAH – Sejumlah kendaraan besar seperti truk berat dan bus masih kerap melintasi Jalan Padalarang-Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Padahal, Dinas Perhubungan (Dishub) KBB sudah melarang kendaraan besar melintasi jalan tersebut.
Pantauan Pasundan Ekspres, kendaraan besar kerap melintasi Jalan menuju Kompleks Pemkab Bandung Barat itu di Ngamprah. Biasanya kendaraan besar melintasi jalur itu pada akhir pekan.

Padahal, di beberapa titik, akses jalan sempit dan berupa tikungan menanjak ataupun menurun. Hal ini rawan menyebabkan kecelakaan lalu lintas lantaran akses jalan cukup sempit untuk dilintasi kendaraan besar.

Bahkan, jalur sepanjang 3 km itu nampak sempit nyaris tidak ada bahu jalan bagi pejalan kaki. Selain itu terdapat turunan dan tikungan yang membahayakan bagi pengendara. Selain itu, minimnya rambu-rambu baik bagi pejalan kaki maupun pengendara memperparah kondisi dijalur tersebut.

Baca Juga:Libur Maulid Nabi, Antrean Kendaraan hingga 3 KMPola Asuh Bentuk Karakter Anak

“Kendaraan besar tetap saja ada yang melintas. Padahal setahu saya, truk dan bus itu dilarang lewat. Bahkan, ada atap gapura yang rusak akibat terhantam truk besar,” kata Arif (36) salah seorang warga Mekarsari Ngamprah, belum lama ini.

Akibatnya, lanjut dia, dijalur tersebut kerap terjadi kecelakaan lalulintas ringan hingga berat yang melibatkan antara pejalan kaki pengendara dan antara pengendara dengan pengendara lainnya. Ini tak lain disebabkan lebar jalur tersebut sangat sempit untuk ukuran jalan yang berstatus milik Pemerintah Provinsi tersebut.

“Yang terbaru ada seorang ibu pedagang yang sedang berjalan ke serempet truk, karena disana tidak ada jalan khusus bagi pejalan kaki. Sehingga pejalan kaki harus berebutan jalan dengan pengendara,” ungkapnya.

Apalagi, di saat weekend banyak kendaraan besar seperti bus pariwisata yang masuk dari gerbang tol Padalarang menuju sejumlah objek wisata di Kecamatan Cisarua, Parongpong dan Lembang yang memanfaatkan jalur tersebut sebagai jalur alternatif. Sehingga, kemacetan pun tak bisa dihindari di setiap weekend dan libur panjang.

“Yang paling dikhawatirkan itu saat anak sekolah masuk dan keluar dari sekolah. Persis di SDN Ciharashas nyaris tidak ada bahu jalan bagi pejalan kaki,” ungkapnya.

0 Komentar