Pedagang TWA Tangkuban Parahu Merugi, Dampak Penutupan Kunjungan Paska Erupsi

Pedagang TWA Tangkuban Parahu Merugi, Dampak Penutupan Kunjungan Paska Erupsi
MENYAMBUNG HIDUP-Sejumlah pedagang masih bertahan berjualan di pintu gerbang TWA Gunung Tangkubanparahu. EKO SETIONO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

LEMBANG-Hampir dua bulan, taman wisata alam Gunung Tangkuban Parahu ditutup dan tak bisa dikunjungi wisatawan karena terus mengalami erupsi.

Ditutupnya aktivitas kunjungan berdampak buruk bagi masyarakat sekitar, terutama para pedagang yang biasa mencari penghasilan di lokasi wisata tersebut.

Kepala Desa Cikole, Kecamatan Lembang, Jajang Ruhiat mengatakan, sejak kunjungan wisata Tangkuban Parahu ditutup pasca erupsi, otomatis penghasilan para pedagang turun drastis.

Baca Juga:Genap Satu Tahun, Program Akur 30% BerhasilProgresif Umroh Dihapus, Minat Masyarakat Bertambah

“Pedagang yang biasa berjualan di Tangkuban Parahu tidak punya pemasukan. Karena kondisi gunung tak menentu, ada pedagang yang pindah jualan ke Orchid Forest, Grafika dan tempat wisata lainnya,” kata Jajang, Jumat (20/9).

Lantaran ada yang memilih tidak berjualan, Jajang mengaku, sebagian pedagang terpaksa menjual motor, televisi hingga mengadaikan surat tanah untuk menyambung hidup keluarganya.

Untuk meringankan beban hidup pedagang, pemerintah desa telah mengusulkan kepada Pemkab Bandung Barat agar mereka diberikan bantuan.

“Beberapa waktu lalu kami sudah rapat dengan bupati untuk memberikan bantuan alakadarnya bagi pedagang yang selama ini tidak bisa berjualan di Tangkuban Parahu,” ungkapnya.

Dia menyebut, bupati merespon baik usulan pemerintah desa ini dan siap membagikan bantuan sembako bagi 1.500 pedagang asal Desa Cikole. Sambil menunggu waktu penyaluran bantuan, pihaknya masih mendata para pedagang yang berhak menerima bantuan.

“Kami kumpulkan KTP serta kartu atau lisensi pedagang sebagai dasar untuk diberikan bantuan. Kami yakin proses itu tidak akan lama sehingga bantuan bisa segera disalurkan,” tuturnya.

Mengacu pada kejadian erupsi 2013, menurut Jajang, pada waktu itu ribuan pedagang diberikan bantuan sembako beras, minyak goreng dari Pemda serta uang Rp150 ribu dari BNPB.

Baca Juga:Rumah Dinas Camat Akan DitempatiTandatangani JVA, DAHANA dan Pupuk Kaltim Bangun Pabrik AN Tahun Ini

Oleh karena itu, tambah dia, karena erupsi kali ini lebih lama dibanding tahun 2013 maka sudah selayaknya para pedagang diberikan bantuan.

Meski sudah lama menganggur, dia meminta pedagang tetap bersabar dan menunggu kondisi Tangkuban Perahu kembali normal. Untuk menghilangkan kejenuhan, Jajang berharap pedagang diberikan pelatihan evakuasi bencana serta bantuan fasilitas lainnya.

“Menurut kabar terbaru, tremor Tangkuban Parahu terus menurun, tetapi masyarakat harus tetap tenang, tunggu instruksi dari pihak berwenang,” jelasnya. (eko/sep)

0 Komentar