Satgas Citarum Harum Telisik Penyebab Air Menghitam

satgas citarum harum
AMBIL SAMPEL: Tim Satgas Citarum Harum, yang dipimpin Mayjen TNI (Purn) Dedi Kusnadi Thamim menelusuri dan ambil sampel air Citarum. DEDI SATRIA/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Telusuri Sektor 16

KARAWANG-Satgas Citarum Harum masih belum mengetahui secara pasti penyebab hitamnya dan berbau air Citarum di Karawang.

Sejumlah pembuktian sampel air dan mengetatkan pengawasan wilayah pembuangan industri diharapkan akan menjadi solusi.

Ketua Harian Satgas Citarum Harum Mayjen TNI (Purn) Dedi Kusnadi Thamim mengatakan, ada tiga kemungkinan hitamnya dan berbau air Sungai Citarum di Karawang. Pertama Dedi menyebutkan adalah sedimentasi sungai yang sudah bertahun-tahun naik ke atas permukaan ketika kondisi debit air yang sangat kurang.

Baca Juga:Sanksi Push Up dan Hafalan Pancasila Menanti Pelanggar di Terminal KlariDPRD Dukung Sikap Tegas Pemkab Karawang Hentikan Pembangunan Rolling Hills

Selanjutnya adalah dugaan adanya perusahaan nakal yang sengaja membuang limbahnya tanpa dilakukan pengolahan. Dan yang terakhir adalah limbah industri.

“Saya tadi melaksanakan peninjauan mulai dari sektor 16. Dari Walahar hingga Klari air masih berwarna normal. Kemudian tadi penggalian juga dekat pintu. Dari Klari hingga seterusnya air mulai berubah warna menjadi hitam dan berbau,” ungkapnya di sela peninjauan, Selasa (4/7).

Bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Karawang, Satgas Citarum telah melakukan pengambilan sampel di empat titik lokasi untuk melihat kandungan dari air Citarum. Tak hanya itu, Satgas Citarum juga melakukan pengawasan ekstra di sejumlah outfall pembuangan limbah industri.

“Untuk solusi awal, kita sudah meminta PJT2 untuk menggelontorkan air di Citarum inti. Namun hanya 15 menit, karena mereka tidak bisa melepas air di Sungai Citarum (utama) lebih dari 15 menit, karena jika dilakukan dikhawatirkan pasokan air ke wilayah pertanian akan berkurang,” ucapnya.

Dedi mengakui sejauh ini air yang berada di Sungai Citarum dari hulu hingga hilir di dominasi oleh buangan limbah industri dan rumah tangga. Pasalnya, kondisi sumber air dari alam sangat kurang ketika memasuki musim kemarau. “Makanya kepekatan air pada saat musim kemarau ini sangat tinggi,” ungkapnya.

Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Wawan Setiawan menjelaskan sampel-sampel air yang diambil akan diketahui hasilnya 14 hari ke depan. “Sampel sudah kita tunggu dibeberapa titik. Dan hasilnya akan keluar sekitar 14 hari,” terangnya.(aef/ddy/vry)

0 Komentar