Wali Murid dan Masyarakat Sekitar Dilatih Manfaatkan Lahan Sempit

Wali Murid dan Masyarakat Sekitar Dilatih Manfaatkan Lahan Sempit
DILATIH: Pengelola Paud Alam Al-Firdaus Desa Muktijaya Cilamaya Kulon, menggelar pelatihan Desa Kawasan Rumah Pangan Lestari (DKRPL), Sabtu (20/4). USEP SAEPULOH/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

KARAWANG-Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, pengelola Paud Alam Al-Firdaus Desa Muktijaya Cilamaya Kulon, menggelar pelatihan Desa Kawasan Rumah Pangan Lestari (DKRPL), Sabtu (20/4).

Dengan mentor dari Balai Bedar Pelatihan Pertanian (BBPP) Provinsi Jawa Barat, lebih dari 50 ibu, yang terdiri dari wali murid, komunitas KOPPI dan masyarakat sekitar, antusias mengikuti jalannya pelatihan tersebut.

Pengelola Paud Alam Al-Firdaus, Heru Saleh mengatakan pelatihan DKRPL ini bertujuan mengedukasi masyatakat tentang bagaimana cara memanfaatkan lahan yang sempit, menjadi produktif.
“Kita belajar tentang cara menanam benih, perawatan tanaman, hingga membuat hydroponik,” ujarnya, kemarin.
Dijelaskannya, Pelatihan DKTPL ini, merupakan program kerja sama, antara Paud Al-Firdaus dengan Pertamina EP Asset 3 Subang Field, yang akan berlanjut hingga menjadikan Desa Muktijaya, desa argowisata.
“Harapan kami, Desa Muktijaya melalui Paud Alam Al-Firdaus bisa menjadi percontohan desa argowisata di Kabupaten Karawang,” harapnya.
Sementara, pemateri kegiatan Pelatihan DKRPL dari BBPP Jawa Barat, Hendra Irawan menjelaskan, dengan menerapkan konsep DKRPL, lahan sempit yang tidak terpakai di rumah, bisa dimanfaatkan menjadi produktif.
Dijelaskan Hendra, lahan seluas 4×4 meter persegi saja misalnya, bisa ditanami sekitar 50 jenis tanaman produktif yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari, atau di jual ke pasar lokal.
“Seperti sayuran hijau, sawi, bayam, kangkung dan jabai. Itu sangat mudah ditanam dan dirawat di lahan yang sempit,” katanya.
Masih kata Hendra, mulanya konsep DKRPL ini hanya diterapkan oleh masyarakat kota. Padalnya, disana sudah tak tersedia lagi lahan untuk berkebun.
Namun, seiring berjalannya waktu, masyarakat pedesaan juga mulai menggandrungi konsep tersebut. Karena, keuntungannya dinilai sangat membantu perekonomian warga.
“Konsep yang diterapkan Paud Al-Firdaus sudah bagus. Harapannya, ada dukungan dari dinas dan pemerintah, agar lebih banyak lagi masyarakatnya yang menerapkan konsep ini,” ujarnya.

Baca Juga:Petugas TPS Meninggal, Sri Rahayu: Mereka Pejuang DemokrasiPasar Tagog Segera Dibangun, Dijadwalkan Usai Lebaran

“Dengan potensi yang ada, bukan tidak mungkin, Karawang punya desa argowisata, yaitu di Desa Muktijaya, Cilamaya Kulon,” pungkasnya. (use/ded)

0 Komentar