Anggota DPR-RI Apresiasi Germas di Purwakarta

Anggota DPR-RI Apresiasi Germas di Purwakarta
BINCANG SEHAT: Anggota Komisi IX DPR-RI Putih Sari bersama Plt. Kepala Dinas Kesehatann Kabupaten Purwakarta Nur Hidayat, saat Bincang Sehat, terkait kondisi dan data kesehatan masyarakat. ADAM SUMARTO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

PURWAKARTA-Anggota Komisi IX DPR-RI Putih Sari mengapresiasi Pemerintah Daerah Purwakarta, yang konsisten mendukung Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).

“Purwakarta memiliki sejumlah program jemput bola, guna mewujudkan Germas. Satu di antaranya dengan menjalankan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) secara door to door, guna menghimpun data riil di lapangan,” kata Putih Sari, kepada Pasundan Ekspres, usai menggelar acara Bincang Sehat di Gedung Dakwah, Purwakarta, Sabtu (8/9).

Germas sendiri, sambungnya, bertujuan untuk menurunkan beban penyakit, menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk, dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan, karena meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan.

Baca Juga:Maknai Tahun Baru Islam lewat LukisanPolres Tingkatkan Status Kasus Limbah

“Dengan mengunjungi langsung rumah warga, berarti menunjukkan, jika pemberian pelayanan kesehatan itu, tak melulu di dalam ruangan, tapi juga langsung ke lapangan,” ujarnya.

Dijelaskannya, melalui PIS PK petugas kesehatan menjadi lebih aktif. “Kami menyadari benar tenaga dan sarana kesehatan, masih jauh dari kata cukup, tak hanya di Purwakarta, tapi juga hampir di seluruh daerah. Karenanya Komisi IX akan terus mendorong pemenuhan hal tersebut,” ucapnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta Nur Hidayat mengatakan, pihaknya sudah menjalankan Germas sejak 2017. “Yakni dengan mendata langsung ke rumah-rumah warga. Tahun 2017 ada 8 desa yang sudah didata, kemudian tahun ini ada 53 desa, sehingga total 61 desa sudah didata,” ujarnya.

Angka tersebut, kata Nur Hidayat, masih jauh dari target yakni keseluruhan desa sebanyak 192. “Target kami hingga akhir tahun ini semua desa terdata. Ada pun anggarannya berasal dari dana DAK. Untuk ke-61 desa yang sudah didata itu membutuhkan biaya Rp 1,3 miliar,” katanya.

Nur Hidayat mengungkapkan, ketika data tersebut didapat, maka manfaatnya dapat mendeteksi penyakit apa yang diderita warga, sehingga bisa diantisipasi dan ditangani dengan segera.

“Pada bincang sehat ini, saya sampaikan aspirasi langsung kepada Ibu Putih Sari, terkait minimnya tenaga kesehatan, seperti dokter dan penyuluh kesehatan. Saya sampaikan juga terkait minimnya biaya operasional dan sarana kesehatan yang harus segera terpenuhi,” ucapnya.(add/dan)

0 Komentar