99 Hektare Sawah Diprediksi Gagal Tanam

99 Hektare Sawah Diprediksi Gagal Tanam
Nana Juhana, Kepala UPTD BP3KP Kecamatan Cipeundeuy.
0 Komentar

CIPEUNDEUY-Akibat percepatan musim kemarau, yang memicu kekeringan di sejumlah wilayah di Kabupaten Subang berdampak langsung pada bidang pertanian. Terutama sawah yang gagal tanam, tak terkecuali di Kecamatan Cipeundeuy. Dimana sekitar 99 hektar sawah dipastikan gagal tanam.

Hal tersebut diungkapkan Kepala UPTD BP3KP Kecamatan Cipeundeuy Nana Juhana. setelah dia dan tim, survey secara langsung ke beberapa titik sawah di wilayah Kecamatan Cipeundeuy.

“Saya dan tim sudah kroscek ke setiap desa, hasilnya kami dapatkan data, 99 hektar sawah gagal tanam, meskipun pengairan bisa saja mengandalkan sumber dari sungai, atau di bekas galian C,” ujar Nana Juhana pada Pasundan Ekspres.

Baca Juga:H. Ruhimat Akan Ikut “Gorol Bersama” dengan Warga Kecamatan SukasariKemenag: Ponpes Dapat Bantuan Alat Praktek Kerja

Meskipun ada stok debit air, namun dia tetap menghawatirkan jika waktu kemarau lebih lama maka stok air yang ada juga pasti akan habis. Namun ada peluang untuk mendapatkan air lain, menurut Nana yaitu dengan memanfaatkan sodetan sungai Cilamaya.

“Saya sudah usulkan langsung pada Pak Camat, agar memaksimalkan pemanfaatan sodetan sungai Cilamaya, yang nantinya akan dipasok ke sungai Cikeruh, untuk menambah debit air setiap sawah di Cipeundeuy. Bahkan mungkin bukan hanya bisa dimanfaatkan Cipeundeuy, Kecamatan Pabuaran, dan Kalijati juga bisa ikut dialiri air tersebut,” tambahnya.

Selain persoalan kurangnya pasokan air, Nana juga mengimbau agar para kelompok tani atau petani perorangan yang sudah terlanjur menanam, agar mengikuti garansi pertanian, untuk meminimalisir kerugian. Jika memang tidak mau mengikuti, UPTD BP3KP Cipeundeuy siap memfasilitasi untuk pinjam pakai pompa air.

Selain itu, Nana juga berharap, agar masyarakat Cipeundeuy bisa memanfaatkan sisa sawah, yang tersisa serta kemungkinan besar tidak terdampak zona industri di Cipeundeuy yaitu di sekitar Desa Cimayasari.

“Itulah pentingnya Musrenbang bahkan di tingkat desa, keperluan petani harus juga dikedepankan. Jangan setelah musim kering begini baru ribut bantuan, usulkan di Musrenbang, lalu kawal, cuma memang kalau mengusulkan untuk bidang pertanian di Musrenbang harus disertai dengan file proposalnya,” pungkas Nana. (idr/dan)

0 Komentar