Warga Gotong Royong Buat Tanggul Darurat

Warga Gotong Royong Buat Tanggul Darurat
GOTONG ROYONG: Warga Dusun Mesir Kaler Desa Karangmulya gotong royong lakukan penanganan darurat untuk mencegah jebolnya tanggul Kali Cipunagara yang sudah kritis. YOGI MIFTAHUL FAHMI/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

Pemerintahan Desa Karang Taruna bersama Warga Dusun Mesir Kaler gotong royong bangun tanggul darurat di Kali Cipunagara di Desa Karangmulya.

Sekretaris Desa Komarudin menyebut, tanggul Kali Cipunagara di Dusun Mesir Kaler kondisinya sudah kritis. Untuk itu, secara swadaya masyarakat melakukan penanggulangan darurat tanggul secara manual.

“Kita ada bantuan swadaya tanah dari warga meskipun memang belum diketahui warga yang memberi tanah itu siapa, tapi ini swadaya warga. Kalau karungnya dari Kecamatan, kita sempat bikin ajuan lewat Kecamatan,” ucapnya kemarin (13/1).

Baca Juga:Mimpi SejutaKisah Perajin Gerabah asal Cirebon yang Terdampar di Kampung Babakan Karawang

Tidak kurang dari puluhan warga RT 11,12 dan 13 Desa Karangmulya bergotong royong memasukan tanah kedalam karung serta mengangkutya ke area sisi tanggul yang kritis.
“Ada sebanyak 700 karung, yang kita gunakan untuk penanganan darurat tanggul Cipunagara,” jelasnya.

Selain itu, Komarudin juga menyebut, pada Jumat (10/1) lalu, pihak dari BBWS didampingi Muspika Kecamatan Legonkulon telah meninjau area tanggul tersebut. “Sudah ditinjau, tapi sampai saat ini kami masih menunggu informasi lanjutan, tindakan apa yang akan dilakukan BBWS,” tambah Komar.
Meski begitu, ia berharap, BBWS melakukan penanganan darurat kondisi tanggul yang kritis sesegera mungkin seperti cerucuk bambu. Ia juga mengharapkan ada langkah lain seperti sodetan untuk menyebar atau membagi air.

“Kami mengusulkan ke BBWS untuk penanganan darurat tanggul. Minimaalnya ada peninggian dan pelebaran tanggul, terutama peninggian. Paling tidak dirucuk dululah, baru ditinggikan dan diberi karung tanah biar kuat,” jelasnya.

Tanggul Kali Cipunagara di Dusun Mesir Kaler sendiri terus alami penuruna tanah dan menggerus tanggul Cipunagara. “Dulu itu, yang rumput masih tanah. Tapi karena kali banjir terus kalau surut, sedikit demi sedikit menggerus tanggul tanah,” bebernya.
Bahkan, kondisi tembok yang menahan tanggul pun kondisinya sudah memprihatinkan. Dimana terdapat beberapa lubang pada tembok yang kondisinya sudah lama. “Kadang air suka merembes kalau Cipunagara lagi banjir, ini ada bekas karung waktu tahun 2014, kita kerja bhakti tahan pakai karung berisi pasir dan tanah,” ucapnya.(ygi/vry)

0 Komentar