Kang Dedi: Jalan Rusak Akibat Belanja Pembangunan Tak Tepat

Anggota DPR RI Dedi Mulyadi mengungkapkan saat ini banyak anggaran yang tidak fokus sehingga pembangunan tak bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Salah satunya perihal jalan rusak.
MALDIANSYAH/PASUNDAN EKSPRES JALAN RUSAK: Pengendara motor menghindari jalan desa Sukasari yang rusak berlubang.
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES-Anggota DPR RI Dedi Mulyadi mengungkapkan saat ini banyak anggaran yang tidak fokus sehingga pembangunan tak bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Salah satunya perihal jalan rusak.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kang Dedi Mulyadi saat obrolan santai dengan Kepala Desa Sukasari Kecamatan Dawuan Kabupaten Subang, Oleh Solihin, sebelum melakukan olahraga pagi bersama.

Mulanya Kang Dedi menanyakan perihal dana desa didapat oleh Desa Sukasari yang juga menaungi Lembur Pakuan. Oleh membeberkan dana desa yang didapat saat ini adalah 890 juta.

Baca Juga:Baznas Gunakan Sistem Baru Seleksi Penerima Beasantri, Utamakan Kualitas, Nilai Sesuai Level Keilmuan SantriGapoktan RBH Berhasil Panen Raya Sorghum di Purwakarta

Dari segi aturan 40 persen atau sekitar Rp 300 juta untuk pembangunan infrastruktur seperti jalan. Sisanya Rp 200 juta untuk ketahanan pangan, Rp 100 juta untuk ekonomi warga desa, sisanya untuk penanganan stunting dan lain-lain.

“Kalau dari Pemprov (Jawa Barat) itu Rp 130 juta, Rp 60 jutanya untuk fisik perbaikan desa, sisanya operasional. Kalau dari kabupaten ada anggaran untuk gaji RT RW dan lainnya, untuk RT itu Rp 3 juta setahun,” kata Oleh.

Kang Dedi cukup kaget mendengar hal tersebut. Sebab saat ia menjabat sebagai Bupati Purwakarta gaji RT mencapai Rp 750 ribu per bulan, RW Rp 800 ribu perbulan. Belum lagi Babinsa dan Bhabinkamtibmas mendapatkan biaya operasional tambahan.

“Dengan anggaran yang kecil saya bisa kok menggaji segitu, sampai terakhir membangun air mancur (Sri Baduga Maharaja). Kemudian SD tidak ada yang jelek, SMP dan SMA setiap kecamatan ada, sebelum zaman BPJS warga bisa berobat gratis cukup pakai KTP. Itu semua bisa karena uang dikelola dengan baik,” kata Kang Dedi.

Sebagai warga yang tinggal di Lembur Pakuan, Kang Dedi memberikan saran agar anggaran yang ada tidak dipecah-pecah karena tidak akan pernah ada wujudnya.

Caranya, kata Kang Dedi, uang atau anggaran difokuskan per tahun pada satu wilayah. Karena di Sukasari ada enam RW maka dalam kurun waktu satu periode jabatan kepala desa semua bisa dibangun dengan baik

“Satu tahun satu RW. Misal tadi infrastruktur Rp 400 juta, ya sudah itu fokuskan dulu tahun pertama untuk satu RW. Uang segitu bisa bikin jalan hotmix dengan kualitas baik. Dengan seperti itu baru ada wujudnya. Di banding anggaran dibagi-bagi yang nilainya tak seberapa dan tak pernah ada wujudnya,” ucapnya.

0 Komentar