Keberlangsungan Program Studi di sebuah Perguruan Tinggi

Keberlangsungan Program Studi di sebuah Perguruan Tinggi
0 Komentar

Misalnya berapa jumlah kelulusan tiap tahun dan berapa lama studinya? Pertanyaan ini baru menyangkut output, maka dilanjutkan dengan pertanyaan lanjutan, berapa persen yang sudah terserap di dunia kerja dan apakah pekerjaan yang digeluti sesuai dengan kompetensi ? Ini pertanyaan yang berbasis outcome.

Teringat saat visitasi akreditasi beberapa tahun lalu, asesor menanyakan hal yang krusial tentang keberlangsungan program studi dalam beberapa indikator. Ini adalah pertanyaan mendasar karena berapapun yang dicapai pada keberhasilan komponen yang lain, akan tetapi komponen utama ini jika tidak mendapat perhatian maka keberlangsungan program studi bisa terancam. Pertanyaan mendasar itu adalah berapa jumlah mahasiswa setiap tahun, bagaimana ketetatan seleksinya sampai pada distribusi spasial mahasiswa dan kemana saja mereka setelah lulus?. Keempat pertanyaan mendasar tersebut memiliki makna tentang keberlangsungan, kualitas maru dan kepopuleran artinya mahasiswa hanya berasal dari daerah sekitar atau sampai popular ke tingkat Nasional bahkan pada akreditasi tingkat Internasional, mahasiswa asing jadi point penting. Dan yang terakhir bermakna serapan ke dunia kerja. Sebetulnya ada tiga siklus pembelajaran bahwa kualitas alumni itu ditentukan oleh 3 faktor yaitu input, proses dan output. Kali ini hanya input dan out put yang dibicarakan. Data akreditasi harus disiapkan jauh sebelumnya dan harus teliti serta meyakinkan, jika perlu disertai gambar atau foto kegiatan yang menunjangnya bila ingin mendapat apresiasi dari asesor. Program studi yang mapan biasanya sudah dipersiapkan dan mendapatkan bimbingan serta monitoring dari Universitas karena punya unit yang mengelola tentang akreditasi.

Berbagai upaya sudah dilakukan oleh managemen prodi atau Perguruan Tinggi untuk memikat atau memiliki daya panggil yaitu mulai dari pelayanan oneday service (mendaftar sampai diterima cukup dibutuhkan waktu hanya satu hari), kebanyakan dengan cara menyebar informasi melalui leaflet, booklet, kalender, bahkan pemasangan baliho besar di lokasi strategis saat memasuki sebuah kota.

Baca Juga:Sudah Dua Tahun, Kasus Pembunuhan di Jalancagak Subang Tak TerungkapSurabi Merah Putih Kang Dyan Sambut HUT ke-78 RI

Beberapa ada yang mengandalkan road show ke sekolah sekolah dengan memberikan informasi langsung tentang program studi atau memberikan keilmuan yang relevan dengan program studi misalnya Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta telah melaksanakan program road show sejak tahun 2010, memasuki sekolah dan melakukan kajian dengan MGMP geografi baik Jateng, Jatim maupun Jabar bahkan Indonesia baik via luring maupun daring. Konten yang diberikan adalah memberi ceramah tentang aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografis untuk pembelajaran geografi di SMA/MA, ditambah menu lain seperti pembahasan soal ujian negara geografi, aplikasi drone untuk pembelajaran spasial, trik menulis karya ilmiah dan media masa , pembelajaran online dan studi lapangan. Jadi Fakultas Geografi UMS datang ke sekolah dan MGMP Geografi untuk berbagi keilmuan. Ada pula model marketingnya lewa medi masa, elektronik sampai internet .

0 Komentar