KEUNIKAN MASYARAKT DESA LONG BELUAH DI KALIMANTAN UTARA( Bag 2 habis )

KEUNIKAN MASYARAKT DESA LONG BELUAH DI KALIMANTAN UTARA( Bag 2 habis )
0 Komentar

oleh

Kiptiah,SPd ( Guru SMAN 1 Tanjung Palas Barat, Desa Long Beluah,di Kalimantan Utara )
Drs.Priyono,MSi ( Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta )

Secara umum masyarakat Desa Long Beluah memiliki mata pencaharian atau kegiatan ekonomi yang beraneka ragam, mulai dari bidang agraris sampai dengan jasa, hal ini tidak luput adanya pengaruh interaksi dengan masyarakat di luar desa serta semakin berkembangnya desa dari segi pengetahuan maka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia nya lebih beragam terutama dalam bidang perekonomian. Ada mata pencaharian masyarakat Desa Long Beluah yang tidak pernah hilang adalah di bidang agraris dari dulu hingga sekarang masih dipegang erat oleh masyarakat Long Beluah. Berladang jadi pekerjaan yang khas hingga sekarang masih terus dilestarikan sebagai mata pencaharian utama . Tidak dipungkiri hal ini bisa terjadi karena dipengaruhi oleh faktor kondisi wilayah dimana daerah ini termasuk wilayah yang subur, selain itu dengan kondisi wilayah yang mendapat aliran sungai maka masyarakat Desa Long Beluah juga memanfaatkan sungai sebagai sarana untuk menunjang mata pencaharian penghidupan masyarakat.

Masyarakat Desa Long beluah dari dulu hingga sekarang tidak pernah lepas dari peran sungai. Sungai merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat Long Beluah, hampir semua aktivitas masyarakat Desa Long Beluah memanfaatkan sungai sebagai sumber perekonomian, baik untuk sarana trasnportasi, tempat mencari ikan yang dapat mereka jual. Hingga saat ini masih dilakukan oleh masyarakat Long Beluah adalah mencari ikan dengan cara ‘Merawai’. Cara mencari ikan ini tidak merusak ekosistem yang ada di sungai. Bisa dikatakan cara yang arif dan bijaksana untuk ekosistem sungai yang dari dulu hingga sekarang masih terus dilestarikan oleh masyarakat Desa Long Beluah. Inilah sebuah kearifan local yang dimiliki.

Baca Juga:Bikin Nagih! Menikmati Berbagai Macam Kuliner di Kedai Paseban SubangPeringati Harbubnas, Bupati Purwakarta Tegaskan Soal Pelayanan KIR Jangan Ada Permainan

Sebagian besar masyarakat hidup dengan berladang , dengan cara membuka lahan untuk ditanami tanaman seperti padi. Dahulu, mereka melakukan berladang dengan berpindah, pindah disini artinya berpindah lahan garapan dengan maksud untuk mengembalikan kuntur atau kesuburan tanah, tetapi suatu saat akan kembali lagi memanfaatkan lahan bekas dibukanya ladang. Perpidahan itu memakan waktu 5 tahun dengan menggunakan alat yang sederhana. Menurut cerita dari nara sumber, telah ada perubahan atau pergeseran dari sistem berladang. Orang terdahulu sebelum berladang ada beberapa ritual yang harus diikuti atau dilakukan, misalnya sebelum membuka ladang ada rembukan atau musyawarah dalam kampung tersebut dari masyarakat kampung untuk menentukan di mana lahan yang akan dibuka serta menentukan pembagian kelompok. Setelah mendapatkan keputusan maka dicarilah hari yang bagus atau baik untuk pergi menjajaki tempat yang dipilih tadi untuk berladang dan biasanya ada ritual-ritual dengan menggunakan telur. Sebelum mereka mengadakan pembersihan lahan, untuk pembukaan lahan biasanya ada ritual minta izin kepada penjaga alam dengan menggunakan ayam hitam yang dikorbankan di tanah lahan yang mau dibuka biasanya menggunakan paha ayam sebelah kanan dipanggang seperti dibuat sesajen. Selama tiga hari berturut-turut mereka memulai kegiatan tidak boleh terputus-putus. Setelah tiga hari berturut-turut meraka bergotong royong atau kalau orang disini mengatakan “senguyun” untuk nebas atau tebang dengan menggunakan alat yang sederhana seperti kampak dan parang. Sebelum membakar lahan yang sudah kering, biasanya dilakukan ritual untuk meminta izin. Sebelum menugal dibuat ritual bahkan setelah menunggal pun tidak boleh menginjakkan lahan itu selama tiga hari berturut-turut. Jika ketahuan,maka di denda dengaan memberikan ayam hitam.

0 Komentar