Layanan Kesehatan Menipis di Tengah Konflik Meningkat di Gaza, Penyelamatan Korban menjadi Sulit

Layanan Kesehatan Menipis di Tengah Konflik Meningkat di Gaza, Penyelamatan Korban menjadi Sulit
Layanan Kesehatan Menipis di Tengah Konflik Meningkat di Gaza, Penyelamatan Korban menjadi Sulit (Image From: The National Desk)
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Layanan kesehatan menipis ketika konflik meningkat di Gaza. Para pejabat PBB telah memperingatkan bahwa persediaan obat-obatan dan bahan bakar di Gaza semakin menipis.

Sementara itu, para pekerja kemanusiaan berjuang keras untuk memberikan perawatan yang dapat menyelamatkan nyawa bagi mereka yang sakit dan terluka, di mana jumlahnya terus bertambah.

Layanan Kesehatan Menipis di Tengah Konflik Meningkat di Gaza

“Persediaan obat-obatan dan bahan bakar semakin menipis,” kata juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Margaret Harris kepada para wartawan, dikutip dari Voice of America, Rabu (29/5). 

Baca Juga:Resep Cinnamon Latte, Hangat dan Manisnya bikin BahagiaNetanyahu Bersumpah untuk Melanjutkan Perang di Rafah di Tengah Kecaman Internasional

Pejabat PBB mengatakan jika hanya ada tiga truk WHO yang membawa bantuan yang bisa berhasil masuk ke kota Rafah sejak serangan Israel yang terjadi pada awal Mei.

Ia juga mengungkapkan bahwa mereka memiliki 60 truk pasokan bantuan WHO yang menunggu di al-Arish yang kesulitan menyebrang ke Rafah karena penutupan perbatasan oleh militer Israel. 

Ia juga menjelaskan jika bahan bakar sangatlah penting. Sekitar 200.000 liter bahan bakar sangat dibutuhkan untuk menjalankan 14 rumah sakit di Gaza.

Namun, mereka hanya mampu memasok 60.000 liter per hari, bahkan terkadang mereka tidak memasok sama sekali. Rumah sakit benar-benar berjuang, terutama di rumah sakit Emirat yang hampir tidak berfungsi. 

Ini berarti layanan kesehatan utama tidak lagi tersedia di Rafah, termasuk bagian dialisis, pembedahan, dan perawatan bersalin. 

Juru bicara UNICEF, James Elder, mengungkapkan bahwa karena kurangnya bahan bakar, pabrik desalinasi di Gaza Tengah dan Selatan telah ditutup setidaknya selama delapan jam setiap hari. Hal tersebut membuat mereka harus mengurangi pasokan air di wilayah tersebut.

“Rata-rata, di Rafah, satu orang mendapatkan sekitar satu liter air per hari, yang sangat jauh di bawah tingkat darurat,” katanya.

Baca Juga:Resep Mochi Milo yang Manis dan Kenyal bikin Susah Berhenti NgunyahResep Sempol Tahu yang Lembut dan Gurih, Enaknya Kebangetan!

WHO mengatakan bahwa orang-orang membutuhkan minimal 15 liter per orang per hari untuk memenuhi kebutuhan hidrasi dan sanitasi.

Sementara, Israel telah menghadapi tekanan internasional yang besar untuk meningkatkan aliran bantuan ke Gaza.

Kelompok-kelompok bantuan telah memperingatkan akan adanya krisis kemanusiaan yang parah yang mengancam populasi lebih dari 2 juta orang di wilayah tersebut.

0 Komentar