LEZATNYA IBADAH PUASA

LEZATNYA IBADAH PUASA
0 Komentar

Oleh

1.Drs.H.Priyono,M.Si (Dosen pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta )

2.Drs.Jajang Susatyo (Dosen dan Kaprodi Pendidikan Geografi UNWIDA ,Klaten)

Puasa tahun ini sudah memasuki hari ke 12, hampir tak terasa karena disibukkan dengan ibadah unggulan yang kita ciptakan untuk memperoleh output yang bermakna dan kemudian outcome yang berdaya guna. Dalam perspektik islam, maka kata kunci ibadah adalah niyat pada pelakunya baik diucapkan dengan lisan maupun di dalam hati dan dilakukan sebelum ibadah dijalani. Secara kebahasaan, niat berarti bermaksud, bertekad, berkeinginan dan menyengaja. Dalam hadits Nabi , Rosul bersabda : “ Setiap perbuatan hanya sah dengan niat dan setiap orang akan mendapatkan imbalan sesuai dengan niatnya “ (HR Bukhari Muslim).

Proses ritual yang berupa ibadah puasa dan ibadah pelengkapnya telah kita lakukan selama waktu tersebut menurut tuntunan, tinggal apakah ibadah puasa dan ibadah pelengkap lainnya diterima oleh Allah swt atau tidak, itulah essensi ibadah. Ibadah puasa yang dilakukan akan diterima bila dilakukan secara benar menurut syariat dan hasilnya bisa merubah status dari mungkin belum taqwa menjadi taqwa dan berimpilkasi pada akhlak mulia yang dimiliki pelakunya. Jadi hasilnya harus bisa membekas di hari hari berikutnya seusai berlalunya bulan penuh rachmat dan ampunan. Berhasil atau tidaknya puasa bisa dilihat dari tujuan diperintahkan puasa itu untuk apa dan apakah kita sudah mencapainya. Allah memerintahkan puasa pada manusia, tidak sebarang manusia karena puasa itu sangat berat maka hanya orang yang beriman yang punya kewajiban puasa dan tujuannya agar manusia yang beriman meningkat derajat kemanusiaannya menjadi manusia paripurna yaitu manusia bertakwa. Itulah indikasi keberhasilannya, dari segi output dan outcome jika bicara managemen. Inputny berupa orang yang beriman, kemudian prosesnya dengan melakukan puasa sesuai syariat dan outputnya manusia yang berpredikat takwa dan akhirnya outcomenya : manusia berakhlak mulia.

Baca Juga:Kemampuan Literasi Sosial Budaya pada Mata Pelajaran Geografi di MadrasahKharisma Kang Emil

Kualitas hasil ibadah sesorang sangat ditentukan oleh multi faktor baik internal maupun eksternal yaitu lingkungan dimana kita berinteraksi, termasuk didalamnya pemahaman filosofi beribadah yang melekat dalam dirinya. Khasanah islam mengajarkan bahwa ilmu yang kita miliki harus memiliki manfaat kepada alam seisinya artinya harus diamalkan, itulah ilmu yang bermanfaat dan bentuk amalan itu harus memiliki dasar ilmu, kemudian keduanya harus didasari keikhlasan, hanya kepada Allah . Kita beribadah sesuai dengan tuntunan dalam Al Qur’an Surah Al An’an ayat 162 : “ katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam”. Itulah klimaks manusia beribadah.

0 Komentar