Gadis Subang yang Dibunuh di Semarang Ternyata Mucikari Prostitusi Online

prostitusi online
ilustrasi mucikari prostitusi online
0 Komentar

SEMARANG – Pelaku pembunuhan wanita dalam lemari hotel di Semarang ternyata muncikari. Dia menjajakan korban yang merupakan pasangan tak resminya ke pria hidung belang.

Okta Apriyanto alias Okta (30) warga Jaraksari, Kabupaten Wonosobo kenal dengan korban, M (24) warga Subang Jawa Barat sekitar 2 tahun lalu di Cilacap.

“Kenal di cafe di Cilacap sebagai pemandu lagu. Sering dipakai kemudian kan hitungannya kerja, laki-lakinya enggak,” kata Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Luthfi saat jumpa pers di Mapolrestabes Semarang, Jumat (12/2) Juma’at lalu.

Baca Juga:Polisi Gelar Prarekontruksi Pembunuhan Gadis Subang di SemarangBREAKING NEWS: Pamanukan Kembali Banjir, Ketinggian Air Capai 60 CM, Warga Kembali Mengungsi

Okta kini dalam proses cerai dengan istri sahnya, namun ia bekerjasama dengan M dengan cara prostitusi online. Ia menjajakan M dari satu tempat ke tempat lain, dan terakhir di Hotel Royal Phoenix Semarang. Okta mengakui hal itu saat ditanya oleh Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Iskandar F Sutisna.

“Kalau ada rezeki dia pulang ke Subang, saya ke Wonosobo . Sudah seminggu di sana (Semarang). Sebelumnya di Kebumen. Dulu sering di Karawang. Pakai aplikasi, online, Pak,” ujar Okta.

Ia sudah berada di Semarang sejak tanggal 2 Februari 2021 dan mengaku mendapatkan 10 pelanggan. Sekali kencan sekitar Rp 250 ribu dan Okta mendapat bagian Rp 100 ribu.

“Banyak pak pelanggannya. Sekitar 10-an pelanggan ada. Sekali kencan Rp 200-250 ribu. Saya dapat Rp 100 ribu, dia dapat Rp 150-200 ribu,” tandasnya.

Hari Kamis (11/2) dini hari kemarin, pelaku dan korban berhubungan badan di kamar 102 yang sudah mereka sewa sejak 2 Februari 2021. Namun mereka kemudian cekcok karena korban merasa hanya dirinya yang bekerja keras, ditambah lagi korban sempat melihat pelaku dengan perempuan lain.

“Cemburu karena lelaki tidak kerja. Kedua, hari tertentu si korban menjumpai lelaki itu bersama wanita lain. Tersinggung marah dan terjadi (cekcok) sampai aksi pembunuhan,” jelas Ahmad Luthfi.

Dalam aksinya, pelaku mencekik korban bahkan menghantamkan ke tembok. Saat diseret ke depan kamar mandi, korban masih bernapas, dan pelaku kembali mencekik korban.

Baca Juga:Hujan Lebat, Pamanukan Waspada Banjir SusulanBaraya Tatar Pasundan Bantu Korban Banjir Pamanukan

“Yang bersangkutan cekcok kemudian dilakukan pencekikan kepada korban dua kali, benturkan di lantai. Setelah meninggal masukkan dalam lemari,” pungkas Luthfi. (bbs/idr)

0 Komentar