Menakar; Bantuan Langsung Tunai dan Etos Kerja

Menakar; Bantuan Langsung Tunai dan Etos Kerja -Oleh: (Jejen Mujiburohman, Anggota ICMI Kab. Subang)
Menakar; Bantuan Langsung Tunai dan Etos Kerja -Oleh: (Jejen Mujiburohman, Anggota ICMI Kab. Subang)
0 Komentar

Terlebih lagi bahwa hitungan bantuan langsung tunai (BLT) bisa dipastikan berdasar pada angka-angka kemiskinan, yang terkadang para pengambil kebijakan tidak menghitung angka-angka kemiskinan ini berbanding lurus dengan lemahnya etos kerja.

Negara-negara yang maju adalah Negara yang dihuni oleh masyarakat entrepreneur lebih dari 14% dari rasio jumlah penduduknya. Sementara Indonesia baru 3,1% pelaku entrepreneur dari jumlah populasi penduduk 275.361.267 pada semester 1 tahun 2022.

Tentunya, kondisi ini masih jauh dari syarat untuk menjadi Negara maju.
Masyarakat entrepreneur adalah gambaran masyarakat yang memiliki etos kerja yang baik. Hidup berbasis pada kompetensi dalam membaca setiap peluang.

Baca Juga:Dinilai Tidak Informatif pada Informasi Publik, KIP Kritisi Pemkab Bandung BaratCatatan Harian Dahlan Iskan: Tangis Panggung

Karakteristik masyarakat yang menghargai waktu, tenaga dan pikiran. Musuh terbesarnya adalah rasa malas dan ketergantungan kepada bantuan orang lain. Waktu, tenaga dan pikiran dipergunakan semaximal mungkin. Tidak ada waktu kecuali disitu tenaga dan pikiran dimanpaatkan secara epektif dan efesien untuk merubah kehidupan menuju lebih baik.

Saatnya memberikan pengertian kepada masyarakat bahwa ketergantungan pada bantuan pemerintah itu hakikatnya masuk pada perangkap masalah hidup dalam jangka panjang.

Dan alangkah lebih bijak jika para pengambil kebijakan memperhitungkan anggaran untuk bagaimana cara mengangkat etos kerja masyarakat denga sejuta program yang berbasis pemberdayaan.

Satu hal yang harus disadari oleh semua pihak, bahwa kehidupan individu atau social seseorang sangat bergantung pada mindset yang ia miliki.

Rasa ketergantungan pada bantuan orang lain hanya akan membantu seseorang tidak memiliki kepekaan untuk bertahan hidup secara mandiri, sehingga setiap hal yang akan kamu kerjakan selalu berharap ada bantuan atau uluran tangan dari orang lain.

Bangsa yang dihuni oleh masyarakat seperti ini, hakikatnya merupakan bangsa yang sedang sakit. Dan pada level tertentu akan menjadi bangsa lemah dan terbelakang karena diperbudak oleh rasa malas dan tidak memiliki rasa tanggungjawab.

“Inilah tangan yang tidak akan di sentuh oleh api neraka” sabda Rosulullah sambil memegang dan mencium tangan Sa’ad Al-Khudri, seorang pembelah batu yang tangannya sampai melepuh demi mencari rizki yang halal untuk menafkahi anak istrinya.

0 Komentar