Menggalakan “Urban Farming” Untuk Menjaga Ketersediaan Pangan

Menggalakan “Urban Farming” Untuk Menjaga Ketersediaan Pangan
0 Komentar

Kian menyempitnya lahan pertanian akibat maraknya alih fungsi lahan pada akhirnya menyulitkan generasi saat ini untuk terjun menjadi seorang petani. Kondisi ini diperparah dengan rendahnya harga gabah yang ditetapkan oleh pemerintah kepada para petani. Akibatnya, mereka yang memiliki lahan yang relatif terbatas lebih memilih untuk memanfaatkan hasil panennya untuk memenuhi kebutuhan sendiri daripada menjualnya dengan harga yang tidak layak. Kondisi semacam ini pun pada akhirnya berpengaruh terhadap proses regenerasi petani saat ini.

Adapun urban farming dapat menjadi salah satu solusi untuk mewujudkan ketahanan pangan apabila dikelola secara lebih serius. Di negara – negara yang sudah maju, urban farming dapat menyumbang 20 sampai dengan 30 persen dari kebutuhan pangan kota. Selain itu konsep tersebut juga dapat dijadikan sebagai pendekatan kepada para remaja untuk melakukan regenerasi petani di tengah sulitnya upaya untuk melahirkan para petani muda.

Urban farming pada hakikatnya merupakan konsep pemindahan pertanian konvensional ke pertanian perkotaan. Adapun  yang membedakan kedua konsep tersebut adalah para pelaku serta media tanamnya. Pada pertanian konvensional, yang menjadi pelaku utama adalah mereka yang memang sehari – hari berprofesi sebagai petani dan menggantungkan hidupnya dari aktivitas menggarap lahan. Selain itu pertanian konvensional sebagaimana dilaksanakan di pedesaan lebih menitikberatkan pada hasil produksi setiap kali panen. Atinya, ketersediaan lahan khusus untuk bertani (dalam jumlah yang relatif luas) menjadi syarat mutlak yang harus dipenuhi.

Baca Juga:Tatang Pujiatma Sukses Bisnis Rias PengantinTruk Menimpa Warung Remang, PSK Berhamburan Menyelamatkan Diri

Sedangkan urban farming lebih berorientasi pada karakter pelakunya yaitu masyarakat di perkotaan. Selain itu siapa saja melakukan aktivitas tersebut tanpa terikat oleh profesi tertentu. Adapun pekarangan rumah yang relatif terbatas dimanfaatkan semaksimal mungkin sebagai media tanamnya.  Seiring berjalannya waktu urban farming telah menjadi gaya hidup masyarakat modern dan didorong oleh kian meningkatnya kesadaran masyarakat  untuk menjalani gaya hidup sehat serta memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri. Melalui aktivitas urban farming, masyarakat akan lebih mudah untuk mendapatkan sayur – sayuran sebagai sumber nutrisi, mengurangi ketergantungan pangan kepada negara lain, menjaga kelestarian lingkungan, serta dapat mengurangi dampak pemanasan global. Berbagai inovasi pun bermunculan untuk memudahkan masyarakat melakukan aktivitas yang sangat produktif tersebut.

0 Komentar