PASUNDAN EKSPRES – Di bagian utara Persia, tepatnya di ujung barat pegunungan Albrus, terletak lembah Alamut, tempat yang dikenal sebagai kelahiran para pembunuh bayaran terbaik sepanjang masa. Dari lembah inilah asal-usul sekelompok assassin melegenda yang terkenal karena kemampuan mereka dalam spionase, infiltrasi, dan penghapusan target-target penting. Para assassin ini, yang juga dikenal sebagai fidai, memiliki sejarah yang mendalam dan penuh intrik.
Dalam sebuah video YouTube yang diterbitkan oleh channel @sekutama, diceritakan bagaimana pada tahun 1090 Masehi, seorang pria bernama Hasan Ibnu Al-Sabah mendirikan kelompok ini. “Para fidai Assassin ini adalah sekelompok pembunuh senyap terlatih yang lihai dalam melakukan misi spionase, infiltrasi, dan penghapusan,” ungkap narator dalam video tersebut. Hasan Ibnu Al-Sabah bertujuan untuk melenyapkan orang-orang penting dalam pemerintahan Kesultanan Seljuk, Dinasti Abbasiyah, hingga pasukan Salib dari Eropa.
Assassin atau hashasin merupakan sebuah ordo minoritas dari sekte Syiah Ismailiah. Nama mereka konon berasal dari kata “Hasis”, yang mengacu pada salah satu jenis tanaman psikoaktif yang mirip dengan ganja. Meski banyak yang mempertanyakan asal-usul julukan ini, sejarah mencatat bahwa kelompok ini menimbulkan ketakutan di kalangan para pemimpin dan pejabat tinggi pada masanya.
Baca Juga:Kini Semakin Mudah di 2024, Berikut Cara Membuat Kartu Keluarga Secara OnlineProfesor Ahli Neurosains Ungkap Penemuan Baru Gelombang Otak Manusia!
Namun, kejayaan para assassin ini tidak berlangsung selamanya. Invasi Mongol di bawah Hulagu Khan pada tahun 1219 Masehi menjadi akhir bagi kelompok ini. Lembah Alamut yang pernah menjadi markas besar mereka akhirnya dihancurkan, dan para assassin yang selamat terpaksa melarikan diri atau bersembunyi.
Sejarah para assassin dari lembah Alamut telah menjadi bagian dari legenda yang terus memikat imajinasi banyak orang. Kisah mereka telah menginspirasi buku, film, dan video game. Meski mereka kini hanya menjadi bagian dari sejarah, warisan mereka tetap hidup dalam berbagai bentuk seni dan budaya populer.