Nyontek

Nyontek
0 Komentar

Kenapa ini bisa terjadi ? dan tentu akan berdampak panjang yang berujung pada kepercayaan masyarakat terhadap alumni menurun dan eksistensi Perguruan Tinggi dipertaruhkan. Setiap masa ujian tiba meskipun di setiap ruang sudah terpasang spanduk besar untuk bekerja sendiri dan percaya diri, namun tidak menyurutkan perilaku menyontek, bekerja sama dan sejenisnya dalam koridor mencederai sportivitas. CCTV yang sekarang terpasang di beberapa titik, nampaknya baru digunakan untuk melindungi asset dan belum digunakan untuk kepentingan akademik seperti memantau pelaksanaan ujian sehingga keberadaannya di mata mahasiswa bukan merupakan sesuatu yang menakutkan.

Perilaku menyontek saat ini dilakukan lebih canggih dibanding generasi sebelumnya karena memanfaatkan teknologi, menyontek dengan memanfaatkan Hp karena kurang ketatnya aturan main atau tata tertib ujian.

Banyak hal yang dikorbankan bagi pelaku antara lain harga diri, tidak punya malu, tidak percaya diri dan sejenisnya dan yang lebih universal, telah menurunkan reputasi Perguruan Tinggi tempat mereka belajar menggali ilmu. Lauster (2006) mengatakan bahwa konsekuensi dari lemahnya harga diri bagi pelaku adalah rendahnya kepercayaan diri. Mereka umumnya tingkat kecemasan yang tinggi bila menggantungkan kepercayaan tidak pada hal di luar dirinya.

Baca Juga:Warga Desa Wancimekar Karawang Akan Terus Demo Tolak Rencana Pelebaran TPAS JalupangRumah Sakit Izza Cikampek Bangun Gedung Baru di HUT yang ke 11

Perguruan Tinggi yang melakukan ujian akhir semester (UAS) , dilaksanakan secara offline, merupakan salah satu assesement terstruktur yang dilakukakan secara serentak dan kemudian menindaklanjuti dengan kegiatan koreksi atas hasil ujian mahasiswa agar bisa diketahui output pembelajaran. Ujian merupakan salah satu metode evaluasi untuk mengetahui keberhasilan mengajar, kompetensinya sudah tercapai atau belum sesuai dengan pokok bahasannya atau pencapaian CPL (Capaian Pembelajaran) sehingga penyusunan soal menjadi bagian yang krusial.

Ujian juga dimaksudkan untuk memahami apakah kompetensi siswa sudah tercapai sesuai dengan rencana pembelajaran yang dituangkan dalam rencana pembelajaran mingguan. Sehingga di beberapa Perguruan Tinggi yang mendambakan kualitas mutu maka sudah pastilah soal ujian itu direview oleh ahli serumpun untuk memastikan kompetensi sudah tercover atau belum. Ada beberapa dosen yang menyelenggarakan ujian dengan cara take home exam, memberi kesempatan pada mahasiswa untuk berfikir analitis dengan membawa soal ke rumah dengan diberi batas waktu 24 jam dari soal diujikan.

0 Komentar