Pendidikan pada era Disrupsi

Pendidikan pada era Disrupsi
0 Komentar

oleh
1.Suparto, S.Pd. MM. ( Guru Geografi SMA Negeri 1 Way Lima Kabupaten Pesawaran Lampung )
2.Drs.H.Priyono,MSi ( Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta dan Kolumnis Jabar Pasundan Ekspress )

Tujuan pendidikan adalah mempersiapkan generasi sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang berkualitas, sehingga SDM yang kompeten, mampu untuk berfikir kreatif dan inovatif dalam bidang ilmunya, dan menerapkan dalam dunia pekerjaan. Perubahan arus globalisasi yang ditandai dengan era revolusi industri 4.0 menuntut kita berfikir kreatif dan melakukan inovasi, itu tidak bisa kita hindari dan kita juga tidak lagi bisa menutup diri dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu cepat. Seorang guru dituntut untuk selalu memiliki sikap kreatif dan inovatif. Kreatif juga diartikan sebagai kemampuan individu untuk mempergunakan imajinasi dan berbagai kemungkinan yang diperoleh dari interaksi dengan ide atau gagasan orang lain dan lingkungan untuk membuat koneksi dan hasil yang baru serta bermakna. inovasi adalah bagaimana memikirkan dan melakukan sesuatu yang baru yang dapat menambah atau menciptakan nilai-nilai manfaat, baik secara sosial budaya maupun ekonomi.

Kata kreatif dan inovatif dalam penulisan sering beriringan, akan tetapi hal itu tidak menunjukkan kesamaan arti. Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan, dapat dilihat bahwa antara keduanya ada suatu perbedaan dan persamaan. Kreativitas adalah proses timbulnya ide yang baru, sedangkan inovasi adalah pengimplementasian ide itu sehingga dapat merubah tatanan dunia. Kreativitas membelah batasan dan asumsi, dan membuat koneksi pada hal-hal lama yang tidak berhubungan menjadi sesuatu yang baru dan inovasi mengambil ide itu guna menjadikannya menjadi produk atau servis atau proses yang nyata. Tetapi diantara keduanya juga memiliki persamaan, yaitu sama-sama dapat membawa perubahan terhadap lingkungan, sama-sama berhubungan dengan sebuah gagasan baru, dan sama-sama menghasilkan nilai tambah bagi produk.

Baca Juga:Ridwan Kamil Beri Bantuan Pembangunan Masjid di DepokUlama Lulusan English for Ulama Jadi Khatib Salat Tarawih Berjemaah di Depok

Seorang guru harus bisa mengkombinasikan kedua hal tersebut yakni bersikap kreatif dan berpikir inovatif (http://digilib.uinsgd.ac.id/29541/1/BUKU%20DISRUPSI%20PENDIDIKAN%202019.pdf Tedi Priatna. 2019)

Merevolusi dunia pendidikan di era disrupsi adalah sebuah keharusan. Problemnya, pendidikan di Indonesia, jangankan memasuki pendidikan era industri 5.0, di fase industri 4.0 pun belum terealisasi sepenuhnya. Penguasaan dan transformasi digital belum merata di seluruh Indonesia.

0 Komentar