Pembudayaan Tiga Kata Magic di Lingkungan Sekolah Untuk Pembentukan Karakter

Pembudayaan Tiga Kata Magic di Lingkungan Sekolah Untuk Pembentukan Karakter
0 Komentar

Oleh :
1.Celara Windu Lasteningtias, S.Pd ( Guru Geografi di SMAN 1 Kelumpang Hulu, Kotabaru Kalimantan Selatan)
2.Drs.H.Priyono,MSi ( Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta,Kolumnis Jabar Pasundan Ekspress )

Hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Peran tersebut sering dimaknai sebagai khalifah fil ardhi, tentu saja untuk menjalani kehidupan sehari-hari sebagai pemakmur bumi yang satu ini , manusia pasti berinteraksi dengan semua orang dan dalam wilayah yang sempit,yang berada di lingkungan sekolah. Jika tidak ada komunikasi yang baik maka akan terjadi kesalahpahaman antara kita dan orang lain.

Untuk bisa menjalin komunikasi yang baik dengan sesama maka kita harus memiliki tiga kata magic dalam berkomunikasi. Tiga kata magic ini dianggap hal biasa dan jarang digunakan namun memiliki makna yang luar biasa dan dapat mempererat silahturahmi sehingga yang menerima kalimat tersebut akan merasa bahagia dan tersenyum, kalimat apakah tiga kata magic tersebut. Tiga kata magic tersebut adalah “tolong” “maaf” dan “terimakasih”.

Baca Juga:Vaksinasi Bukan Soal Data, Tapi untuk Kesehatan MasyarakatBaznas Purwakarta Terima Zakat Polibisnis Yayasan Swakarsa Karya Mandiri Rp533,7 Juta

Tiga kata magic ini bisa kita mulai dengan 3 M , mulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal kecil dan mulai saat ini, pembiasaan tiga kata magic dan tiga M merupakan kolaborasi yang sangat menakjubkan untuk pembiasaan adab dan sopan santun etika di sekolah. Pelajaran yang didapat dalam 3 kata magic tersebut dapat kita wujudkan dalam komunikasi antar siswa guru dalam proses pembelajaran, sebagai seorang guru kita harus cenderung, memberikan contoh langsung kepada siswa dan memberi motivasi kepada siswa agar membiasakan bagaimana dalam kehidupan sehari-hari dapat menggunakan tiga kata tersebut.

Kata tolong dapat dimaknai bahwa manusia tidak bisa bekerja sendiri dalam menghadapi pekerjaan di sekolah dan sifat tolong menolong yang dipupuk dengan baik dapat membantu meringankan beban sesama manusia baik itu dalam mengatasi beban penderitaan, kesulitan pekerjaan maupun kesulitan yang lain. Dalam perspektik kekinian, orang sering menyebut kerjas sama atau kolaborasi dalam mencapai visi misi sekolah misalnya dengan tidak meninggalkan keahlian masing masing, sehingga betul betul saling melengkapi dan professional. Dalam sebuah kunjungan ke Laboratorium GIS di Pabelan, Pak Dirjen Pendidikan Tinggi Muh Dimyati menyatakan bahwa lembaga manapun yang kepingin maju harus berani melakukan kolaborasi. Kita akan memperoleh banyak manfaat, kata beliau.

0 Komentar