Pembudayaan Tiga Kata Magic di Lingkungan Sekolah Untuk Pembentukan Karakter

Pembudayaan Tiga Kata Magic di Lingkungan Sekolah Untuk Pembentukan Karakter
0 Komentar

Kolaborasi itu berarti adan unsur dinamika, keberanian dan perkembangan teknologi.
Kata magic ke 2 Maaf menunjukkan secara sadar bahwa manusia adalah makhluk yang lemah, tidak lepas dari kekhilafan selama berinteraksi maka manusia yang baik adalah yang suka memaafkan dan suka minta maaf bila melakukan kesalahan dan segera mungkin, jangan ditunda dan tidak perlu menunggu lebaran datang. Dalam perspektif religi justeru sifat suka memberi maaf terlebih dahulu yang ditonjolkan sebelum orang lain minta maaf. Ucapan ini menunjukkan sebuah sikap yang mulia dan merupakan bagian dari karakter terpelajar.

Kota kasa magic yang ke 3 adalah terima kasih. Ucapan terima kasih bisa dimaknai sebagai bentuk apresiasi atau penghargaan karena seseorang telah memberikan bantuan sehingga orang lain bisa mendapatkan suatu kebahagiaan yang bisa prestasi atau pencapaian tertentu. Hampir mirip dengan dengan ucapan selamat, namun tidak adaa subtansi unsur memberi sesuatu. Dalam perspektif religi, ada maupun tidak ada ucapan terima kasih tidak boleh mengurangi makna apa yang sudah dikerjakan karena ikhlas memang tidak perlu pujian, sanjungan tapi hanya karena Tuhan semata. Dalam konteks hubungan manusia, maka ucapan itu memang layak untuk disampaikan sehingga menambah motivasi untuk selalu berbuat kebaikan dan menambah keakraban.

Dalam konteks pendidikan, kata “tolong” Maaf” dan “terimakasih” adalah wujud implementasi Pendidikan karakter, guru diharapkan mampu membentuk karakter Pancasila yang religius, peduli sosial, kemandirian, patriotisme, kebersamaan, demokrasi dan adil. Dengan pembiasaaan kesepakatan budaya positif tiga kata magic yang dimulai dari diri, mulai saat ini dan mulai dari hal-hal yang kecil dalam komunikasi sehinga timbul perasaan yang menyenangkan, saling menghargai, sehingga antara teman sekelas dan dalam pergaulan kita di lingkungan sekolah lebih bermakna dan menjadi kebiasan dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Baca Juga:Vaksinasi Bukan Soal Data, Tapi untuk Kesehatan MasyarakatBaznas Purwakarta Terima Zakat Polibisnis Yayasan Swakarsa Karya Mandiri Rp533,7 Juta

Pembentukan etika dan adab sopan santun dalam bertutur kata sangatlah penting diucapkan terutama dalam menghadapi kehidupan sosial. Tata krama etika sopan santun ini tidak hanya diterapkan dalam kehidupan formal atau bertemu orang tertentu saja namun hal tersebut juga harus dilakukan dalam pergaulan sehari-hari. Kemajuan teknologi Informasi juga berpengaruh terhadap Bahasa komunikasi siswa, dengan adanya aplikasi di media sosial yang dapat mempengaruhi tata Bahasa, karena kecendrungan anak sebagai peniru dan ingin mencoba hal baru.

0 Komentar