PASUNDAN EKSPRES – Sebuah penemuan baru telah dilaporkan oleh ilmuwan yang mengungkap fosil makhluk pemangsa yang hidup sebelum dominasi dinosaurus. Fosil ini memiliki usia sekitar 265 juta tahun dan ditemukan di Brasil, jauh sebelum era dinosaurus menjadi penguasa utama di planet ini, sekitar 40 juta tahun sebelumnya.
Penemuan Baru yang Berhasil di Identifikasi

Fosil ini kemudian di identifikasi sebagai Pampaphoneus biccai, dan ditemukan dalam kondisi yang hampir utuh dengan panjang tengkorak mencapai sekitar 36 cm. Penemuan ini terjadi di dekat São Gabriel, Brasil Selatan, bersama dengan tulang kerangka lainnya.
Baca juga: Bukti dari Penelitian: Berjalan Selama 2 Menit Setelah Makan Bisa Mengurangi Kadar Gula Darah
Pampaphoneus termasuk dalam kelompok dinocephalia, yang merupakan kelompok besar hewan darat yang berkembang sebelum munculnya T. rex dan sejenisnya.
Meskipun tidak semua dinocephalia adalah pemakan daging, Pampaphoneus diyakini sebagai pemangsa, mengingat gigi-gigi tajamnya yang sesuai untuk menangkap mangsa. Selain itu, meskipun fosil dinocephalia lainnya telah ditemukan di Rusia dan Afrika Selatan sebelumnya, Pampaphoneus biccai adalah satu-satunya spesies yang ditemukan di Brasil.
Menurut Felipe Pinheiro, seorang ahli paleontologi dari UNIPAMPA di Brasil, “Hewan ini memiliki gigi taring besar dan tajam yang sangat cocok untuk menangkap mangsa. Gigi dan struktur tengkoraknya menunjukkan bahwa gigitannya cukup kuat untuk mengunyah tulang, mirip dengan hyena zaman modern.”
Pampaphoneus hidup pada akhir zaman Permian, tepat sebelum peristiwa kepunahan massal yang menghapuskan 86% spesies hewan di Bumi. Makhluk ini memiliki tinggi sekitar 3 meter dan diperkirakan beratnya mencapai 400 kilogram. Selain ukurannya yang besar, tengkorak Pampaphoneus juga sangat tebal.
Pinheiro menjelaskan, “Pampaphoneus memiliki peran ekologis yang serupa dengan kucing besar modern dan merupakan predator darat terbesar yang kami kenal dari zaman Permian di Amerika Selatan.”
Baca juga: 29 Rekomendasi Jam Tangan Rolex Pria
Selain itu, hasil analisis tengkorak ini juga mengarahkan para peneliti untuk menganggap bahwa tulang rahang yang belum teridentifikasi saat ini mungkin berasal dari varian Pampaphoneus biccai yang lebih besar dan ganas. Namun, peneliti mengingatkan bahwa diperlukan lebih banyak fosil untuk mengkonfirmasi hipotesis ini.
Penelitian ini telah dipublikasikan di Zoological Journal of the Linnean Society.