Penerbangan Jangan Dikelola Dengan Manajemen Murahan

0 Komentar

Banyak pertanyaan di masyarakat apakah armada berbiaya murah itu dimungkinkan? Apakah untuk menyiasati kemurahan biaya penerbaangan itu kemudian pesawat jarang diservis? Pertanyaan-pertanyaan awam ini nyelekit, tetapi perlu mendapat penjelasan dari perusahan yang mengoperasikan penerbanagaan berbiaya murah.

Tentu akan menyalahi norma, etika dan prosedur kalau pesawat tidak mendapat servis yang selayaknya. Sebab, seperti yang disebutkan tadi, kecanggihan teknologi itu harus diimbangi dengan perawatan yang tinggi, dan membutuhkan teknologi yang berkemampuan tinggi juga.

Lantas bagaimana dengan berbagai delay yang dialami calon penumpang, apakah ini berkaitan dengan pemaksaan penggunaan pesawat sehingga beropersi sampai sepuluh jam sehari yang membuat penumpang di Denpasar misalnya, harus menunggu pesawat dari Makassar untuk dapat terbang ke Jakarta. Pertanyaan-pertanyaan awam ini wajar muncul karena tidak ada penjelasan mengapa harus delay, kecuali dengan alasan operasional atau teknis.

Baca Juga:Tata ditemukan Tewas Di Kolam, Keluarga Korban Minta OtopsiSDN Hegermanah, Sekolah Ramah Anak

Kendati telah mencoreng nama perusahaan penerbangan berbiaya murah, tetapi kecelakaan ini haruslah menjadi pelajaran yang sesungguhnya perusahaan untuk memperbaiki kinerjanya. Akan tetapi, Indonesia benar-benar memerlukan armada penerbangan berbiaya murah.

Luasnya wilayah negara Indonesia dan kemampuan masyarakat masih belum sepenuhnya dapat dikatakan sebagai masyarakat makmur, memang memerlukan angkutan pesawat dengan berbiaya terjangkau. Secara sosial, pada konteks ini, armada penerbangan berbiaya murah ini bukan saja membantu masyarakat untuk menjangkau wilayah lain tetapi memberikan kesempatan untuk memahami keragaman Indonesia.

Dan, pengetahuan itulah yang dipakai untuk membantu memahami persatuan Indonesia. Hanya, janganlah kemudian armada berbiaya murah ini dikelola dengan manajemen murahan.(*)

Laman:

1 2 3
0 Komentar