Penggunaan Segitiga Restitusi untuk Penerapan Disiplin Positif Siswa

Penggunaan Segitiga Restitusi untuk Penerapan Disiplin Positif Siswa
0 Komentar

  1. Restitusi bukan untuk menebus kesalahan, namun untuk belajar dari kesalahan.
  2. Restitusi memperbaiki hubungan.
  3. Restitusi adalah tawaran, bukan paksaan.
  4. Restitusi menuntun untuk melihat ke dalam diri.
  5. Restitusi mencari kebutuhan dasar yang mendasari tindakan.
  6. Restitusi diri adalah cara yang paling baik.
  7. Restitusi fokus pada karakter bukan tindakan.
  8. Restitusi fokus pada solusi.
  9. Restitusi mengembalikan murid yang berbuat salah pada kelompoknya .

Penerapan restitusi pada peserta didik dilakukan dengan 3 tahap yang dikenal dengan nama segitiga restitusi. Diane Gossen dalam bukuna Restitution; Restructuring School Discipline, 2001 telah merancang setiap tahapan untuk memudahkan para guru dan orangtua dalam melakukan proses restitusi, bernama segitiga restitusi/ restitution triangle, meliputi: Menstabilkan Identitas/ Stabilize the identity, Validasi Tindakan yang Salah/ Validate the Misbehavior dan Menanyakan Keyakinan/Seek the Belief. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas ketiga tahapannya.

Tahap 1, Menstabilkan Identitas/Stabilize teh identity

Pada tahap ini peserta didik diajak untuk tenang dan kembali ke suasana hati dimana proses belajar dan penyelesaian masalah bisa kita lakukan. Guru dapat mengucapkan kata – kata sebagai berikut:

  • Berbuat salah itu tidak apa- apa
  • Tidak ada manusia yang sempurna
  • Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti itu
  • Kita bisa menyelesaikan ini
  • Bapak/Ibu tidak tertarik mencari siapa yang salah, tapi ingin mencari solusi dari permasalahan ini
  • Kamu berhak merasa begitu
  • Apakah kamu sedang menjadi teman yang baik buat dirimu sendiri?

Tahap 2, Validasi Tindakan yang Salah/Validate the Misbehavior

Baca Juga:Catatan Harian Dahlan Iskan: Surat KuasaModel Belajar dalam Implementasi Kurikulum Merdeka

Perbuatan yang salah pada peserta didik seringkali dilakukan untuk memenuhi beberapa kebutuhan pada manusia. Disinilah guru harus mampu memahami maksud perbuatan peserta didik tersebut. Guru dapat mengucapkan:

  • Padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk dari ini, ya?
  • Kamu pasti punya alasan mengapa melakukan hal itu?
  • Kamu patut bangga pada dirimu sendiri karena kamu telah melindungi sesuatu yang penting buatmu
  • Kamu boleh mempertahankan sikap itu, tapi kamu harus menambahkan sikap yang baru.

Tahap 3, Menanyakan Keyakinan/Seek the Belief

Pada tahap ke 3, peserta didik siap untuk dihubungkan dengan nilai – nilai yang dia percaya dan menjadi orang yang dia ingingkan. Guru dapat mengucapkan kata – kata berikut:

0 Komentar