Politik dan Generasi Milkenial

Politik dan Generasi Milkenial
0 Komentar

Orang menjadi tidak surut melakukan korupsi karena penegakan hukum tidak berjalan seperti apa yang telah dikatakan awal bahwa hukum di Indonesia bisa dibeli. Sanksi yang ringan itulah yang mendorong orang-orang yang berjiwa koruptor tidak takut, karena hukuman yang ringan dan divonis bebas, sehingga mereka masih menikmati kemewahan dari hasil korupsinya, yang lebih konyol yaitu banyaknya narapidana koruptor yang siang hari hanya berada di rumah tahanan maupun lembaga pemasyarakatan, namun menjelang petang mereka pindah ke rumah mewahnya. Mereka cenderung menyembunyikan sesuatu yang sudah nampak transparan. Orang yang mempunyai modal sekarang dipenjara saja, penjaranya bisa disulap menjadi kamar super mewah. Jelas masyakat marah akan hal itu, sudah masuk penjarapun masih bisa “nyuap”.

Politik di Indonesia semakin hari semakin panas, kini banyak partai politik yang saling menyalahkan satu partai ke partai lain berdasarkan ide-ide yang tidak rasional, dan demi meraih tahta yang diinginkan mereka.

2018-2019 adalah tahun politik, partai politik seharusnya menggaet generasi milenial, menggaet anak muda karena, dalam pilkada serentak 2018 dan pemilu 2019, generasi milenial merupakan pemilih potensial yang berpotensi sebagai agen perubahan. Generasi milenial, cenderung tidak mudah percaya pada elite politik, terutama yang terjerat korupsi dan mempermainkan isu negative di media sosial. Kedua, generasi milenial cenderung lebih rasional, menyukai perubahan dan anti kemapannan. Mereka akan menyalurkan hak politik kepada partai yang menyentuh kepentingan dan aspirasi mereka sebagai generasi muda. Dalam diri kaum muda memiliki kemampuan mengakses beragam media guna memperoleh informasi.

Baca Juga:Upayakan Kompensasi Rumah Rusak, Forkopimda Bertemu KontraktorPartisipasi Pemilih Diatas 70 %

Persoalannya adalah, apakah partai politik konsisten memberikan pendidikan politik kepada mereka? Jawabannya adalah belum. Generasi milenial bukanlah pemilih instan seperti apa yang partai politik pikirkan selama ini. Banyaknya tindakan pembodohan partai hanya merugikan bangsa ini jelas generasi milenial sudah menyadarinya.

Mereka adalah pengawal perubahan. Generasi milenial diharapkan mampu membawa dinamika politik yang sehat dan dinamis, tahun 2019 merupakan momentum politik yang membutuhkan peran generasi milenial yang cakap media, tanggap, kreatif dan advokatif.(*)

Laman:

1 2
0 Komentar