Akselerasi Penurunan Stunting, Putih Sari – BKKBN Sampaikan 4 Terlalu Yang Harus Dihindari

SERAHKAN HADIAH. Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Gerindra drg. Putih Sari saat menyerahkan hadiah doorprize kepada peserta sosialisasi percepatan penurunan stunting yang beruntung. ADAM SUMARTO/PASUNDAN EKSPRES
SERAHKAN HADIAH. Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Gerindra drg. Putih Sari saat menyerahkan hadiah doorprize kepada peserta sosialisasi percepatan penurunan stunting yang beruntung. ADAM SUMARTO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

PURWAKARTA-Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Gerindra drg. Putih Sari menyebutkan, stunting hari ini masih menjadi prioritas pemerintah untuk bisa diturunkan angkanya.

Pihaknya pun bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat untuk terus melakukan sosialisasi masif agar masyarakat bisa terhindar dari lahirnya generasi yang stunting.

Demikian disampaikan Putih Sari pada giat Kampanye Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten/Kota yang digelar di Aula Desa Sadarkarya, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Kamis (26/10).

Baca Juga:Pojokan 173, Kuru SetraPojokan 172, Nama Asli

“Menurut laporan Dinas DPPKB Purwakarta memang Purwakarta masih di angka 21,8 persen meningkat dari sebelumnya 20,6 persen. Ini akan terus kita kawal,” kata Putih Sari kepada wartawan.

Putih Sari menegaskan, peran serta masyarakat dalam percepatan penurunan angka stunting juga penting. Karenanya, selain memberikan pemahaman melalui kegiatan seperti ini, ada pula program lainnya.

“Di antaranya, seperti pemberian protein kepada ibu hamil dan balita, suplemen tambah darah, dan lainnya,” ujar Putih Sari menambahkan.

Ditemui di lokasi yang sama, Ketua Tim Penguatan Promosi Kesehatan Reproduksi BKKBN Provinsi Jawa Barat dr. Fitri Wardhani mengatakan, salah satu cara mencegah stunting adalah dengan menghindari empat terlalu.

“Keempat terlalu itu adalah, menghindari terlalu muda menikah dan mempunyai anak, menghindari terlalu tua dalam mempunyai anak, menghindari terlalu banyak anak, dan menghindari terlalu dekat jarak kelahiran,” ucap Fitri.

Untuk menghindari empat terlalu itu, kata Fitri, di antaranya melalui penggunaan alat kontrasepsi. Bahkan, Fitri telah meminta komitmen peserta yang hadir, khususnya dari kalangan bapak-bapak, agar setelah ibu hamil melahirkan anaknya, langsung menggunakan alat kontrasepsi.

“Penggunaan kontrasepsi ini bisa untuk si ibu atau si bapak. Ketika si ibu berhalangan karena ada penyakit atau hal lainnya, maka si bapak yang bisa menggunakan alat kontrasepsi,” kata Fitri.

Baca Juga:Resmikan Plant Pertama di Indonesia, Kementerian ESDM: PLN Miliki Cara Paling Cepat Hasilkan Green HydrogenPojokan 171, TegakLurus

Terlebih, lanjutnya, dalam setiap konseling yang melibatkan ibu hamil, rata-rata ibu hamil ini bersedia menggunakan alat kontrasepsi setelah melahirkan. “Namun penolakan kerap terjadi dari suaminya atau mertuanya. Karenanya tadi kita minta komitmen seluruh bapak-bapak yang hadir,” ujar Fitri.

0 Komentar