Ramadhan dan Kapitalisasi Kesalehan di Media Sosial

0 Komentar

Kesalehan yang dikreasikan melalui media sosial ini merupakan bentuk baru dari kesalehan yang selama ini publik pahami. Media sosial telah membawa cara baru membentuk kesalehan diri terkait dengan keyakinan agama melalui ruang-ruang yang sebelumnya sangat dijaga dalam ruang publik. Berbagai pilihan tayangan ini mengundang banyak komentar. Ada yang setuju tidak jarang pula yang mengkritik.

Kapitalisasi Kesalehan

Realitasnya sejalan berkembangnya teknologi dan media sosial, saat ini ibadah tidak lagi hanya dilakukan di musala, masjid, ataupun majelis-majelis taklim. Ibadah ternyata juga dilakukan di media sosial, maka dapat dilihat telah terjadi pergeseran aktivitas peribadatan yang tidak terbayangkan sebelumnya. Dalam contoh media sosial di atas, telah terjadi apa yang disebut sebagai kapitalisasi ibadah sebagai upaya membentuk kesalehan diri.

Mengapa? Karena pembuatan vlog itu ditujukan sebagai cara untuk meraih pundi-pundi uang dengan harapan konten Vlog mendapatkan subscribers dalam jumlah banyak. Semakin banyak subscriber maka secara otomatis pendapatan secara ekonomi akan meningkat.

Baca Juga:Bulan Ramadhan Penjualan Meningkat, Markoni Motor Beri Tambahan Diskon PembelianPemdes Mulyasari Manfaatkan IUDes untuk Pembangunan

Era digital, khususnya melalui media sosial telah mengubah paradigma ibadah maupun kesalehan. Ibadah tidak lagi berhenti di ruang-ruang konvensional: masjid, musala, dan majelis-majelis taklim, namun juga termediasikan oleh media sosial. Kesalehan yang awalnya sangat privat, saat ini dapat dengan mudah dilihat oleh publik melalui vlog yang dibuat oleh para artis atau figur publik. (*)

Laman:

1 2
0 Komentar