Smiling Teacher: Alternatif Mengembalikan Fokus Siswa Pasca Pembelajaran Jarak Jauh

Smiling Teacher: Alternatif Mengembalikan Fokus Siswa Pasca Pembelajaran Jarak Jauh
0 Komentar

Oleh

Dra. Sovia Isniati, M.Pd
(Guru Geografi dan WAKA Humas SMAN 1 Kretek Bantul)

Merebaknya dan menyebarnya virus Corona awal tahun 2020 membuat dunia dibuat berhenti sejenak dari riuhnya aktifitas hariannya. Virus COVID 19, sebagaimana telah ditetapkan oleh WHO (World Health Organization) dinaikkan statusnya dari epidemic menjadi pandemi. Dengan adanya warning dari WHO tersebut seluruh jajaran pemerintahan di belahan dunia diminta untuk meningkatkan kasus COVID 19 sebagai bencana non-alam yang mengharuskan proses aktifitas harus diberhentikan sementara guna memutus rantai penularannya.

Hampir semua sektor terkena dampak dari pandemic Covid 19 ini, salah satunya adalah sektor pendidikan. Dalam sektor pendidikan secara rela maupun terpaksa proses pembelajaran harus menggunakan metode yang luar biasa dari biasanya. Salah satu jalan keluar yang dapat memberikan solusi yaitu tetap mempertahankan proses pembelajaran sebagaimana mestinya dengan cara memperlakukan pembelajaran secara DARING atau sering disebut dengan Pembelajaran Jarak Jauh(PJJ), secara sadar semua komponen dipaksa untuk melakukan transformasi proses pembelajaran yang berbasis internet.

Baca Juga:Spesifikasi Nokia QLED, Smart TV Dengan Harga BersahabatIni Cara Merawat Laptop Agar Tetap Awet

Sesuai SE Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Corona virus Disease (Covid-19) bahwa semua kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara virtual dan kegiatanpem belajaran dilakukan di rumah.

Hampir dua tahun pembelajaran jarak jauh ini dilaksanakan. Pembelajaran jarak jauh dilaksanakan dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Pemberlakuan Pembelajaran Jarak Jauh ini memang menyajikan berbagai kemudahan, namun ada hal esensi dalam pendidikan yang belum tercover dalam proses pembelajaran tersebut. Sebuah proses pendidikan idealnya harus mampu mengintegralisasikan dua kekuatan besar manusia yaitu akal dan jiwa, sehingga menjadi sebuah keharusan adanya transfer of knowledgedantransfer of value yang proposional didalam sebuah proses pendidikan.

Artinya bahwa proses pendidikan tidak cukup hanya membuat peserta didiknya menjadi cerdas secara akal saja. Akan tetapi harapannya proses pendidikan juga mampu mengantarkan para peserta didik memiliki nilai-nilai luhur seperti akhlak, adab dan karakter yang baik. Kalau kita perhatikan dalam PJJ, seorang guru hanya mampu melakukan transfer of knowledge saja, sedangkan transfer of value masih sangat minim ,padahal transfer of value ini merupakan ruh dalam sebuah proses pendidikan dan pembelajaran. Sehingga berbagai kalangan sangat mengahrapkan diadakannya kembali pembelajaran tatap muka.

0 Komentar