William Lai Memenangkan Pemilihan Presiden Taiwan 2024, Visi Misi Mempertahankan Status Quo?

William Lai Memenangkan Pemilihan Presiden Taiwan 2024, Visi Misi Mempertahankan Status Quo? (Image From: iStock)
William Lai Memenangkan Pemilihan Presiden Taiwan 2024, Visi Misi Mempertahankan Status Quo? (Image From: iStock)
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – William Lai telah memenangkan pemilihan Presiden Taiwan 2024 yang digelar pada Sabtu kemarin. William Lai atau Lai Ching Te dari Partai Progresif Demoktratik (DPP) mendapatkan posisi sebagai presdien di Taiwan.

William Lai Memenangkan Pemilihan Presiden Taiwan 2024

Dilansir dari IDN Times, Senin (15/1/2024), Lai mendapatkan sekitar 40,2 persen suara, sedangkan lawannya Hou Yu Ih hanya mendapatkan 33 persen suara.

“Kami menang,” ujar Lai di depan para pendukungnya setelah pengumuman KPU setempat.

Baca Juga:5 Manfaat Pisang untuk Ibu Hamil yang Jarang Diketahui Banyak OrangNominasi People’s Choice Awards 2024 Diumumkan, Ada Jungkook BTS Borong 4 Nominasi!

Sebelumnya, Lai telah menjelaskan visi misinya dalam pencalonan presiden ini, di antaranya adalah untuk menjaga status quo Taiwan. Lai mengatakan jika dirinya akan memikul tanggung jawab penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan. Selain itu, Lai juga akan berjanji tetap terbuka dalam keterlibatan dengan China atas dasar kesetaraan dan juga martabat.

Lai Ching-te, yang juga dikenal sebagai William Lai, telah mencalonkan diri sebagai calon presiden (capres) untuk Partai Progresif Demokratik (DPP) di Taiwan. Saat ini, ia menjabat sebagai wakil presiden Taiwan dan juga sebagai ketua DPP. Ia memiliki pengalaman yang luas di pemerintahan, termasuk pernah menjabat sebagai anggota parlemen dan Wali Kota Tainan.

Tapi, sebelum itu, Lai pernah memicu kemarahan Beijing dengan menyatakan niatnya untuk mempertahankan status quo di Selat Taiwan. Ia teguh dalam pendiriannya untuk tidak mengubah nama resmi Republik China (ROC) dan dengan gigih mengikuti jejak Tsai yang tidak ingin memprovokasi atau mengambil risiko.

Keduanya menolak klaim kedaulatan China. Mereka berdua telah berulang kali mengusulkan pembicaraan dengan pemerintah China, tetapi ditolak karena Beijing menganggap mereka sebagai pihak yang memisahkan diri. Lai dan Tsai berpendapat bahwa hanya rakyat Taiwan yang berhak menentukan masa depan mereka.

(ipa)

0 Komentar