Wisatawan yang datang ke sini bukan hanya diajak menikmati panorama, tetapi juga belajar dan ikut merasakan kehidupan masyarakat lokal. Mayoritas warga Cibuluh adalah petani, dan aktivitas bertani menjadi bagian dari atraksi wisata edukatif yang ditawarkan.
“Kami punya wisata edukasi berupa praktik pertanian, membuat kerajinan, belajar budaya Sunda seperti pencak silat, angklung, sampai masak makanan tradisional,” kata Kang Udan.
Tak hanya itu, Desa Wisata Cibuluh juga dikenal dengan berbagai atraksi khas, di antaranya: Festival Kolecer, Leucir Tubing, Saung Mulan, dan Hajat Lembur.
Baca Juga:Anggota DPRD Purwakarta Tercatat Terima BSU, Pimpinan Tak Pakai Mobil Plat MerahKementerian ATR/BPN Raih Penghargaan Pendukung Percepatan Sertifikasi Tanah Wakaf oleh BWI Awards
Cibuluh bukan hanya destinasi, tapi pengalaman hidup yang memadukan antara kesederhanaan, keindahan, dan makna budaya.
Di saat banyak desa berlari menuju modernitas tanpa arah, Cibuluh justru merangkul warisan leluhur dan menjadikannya sebagai pilar kekuatan.
Bagi yang mencari pengalaman berbeda, yang tidak sekadar selfie di spot instagramable tapi ingin menyelam lebih dalam ke nilai-nilai lokal yang autentik—Desa Wisata Cibuluh adalah jawabannya.
Dan dengan semangat gotong royong serta kecintaan terhadap alam dan budaya, warga Desa Cibuluh percaya bahwa desa mereka bukan hanya tempat tinggal, tetapi rumah bagi siapa pun yang ingin mengenal Indonesia dari akar rumputnya.(ijl/hdi)