Bersinarnya Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara?

Bersinarnya Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara?
0 Komentar

Oleh
Endang Pinasti, SPd.
(Guru Penggerak UPTD SD Negeri 2 Bumiharjo,LampungTimur )

Siapa yang tak kenal dengan Ki Hajar Dewantara (KHD)? Seorang tokoh pendidikan yang tidak diragukan lagi peran besarnya dalam pergerakan pendidikan dan pengajaran di Indonesia. Lahir di Yogyakarta 2 Mei 1889 dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. KHD kecil bersekolah di sekolah dasar untuk orang Eropa, Eurepeesche Lagere School (ELS). Ia lalu melanjutkan pendidikan ke STOVIA, sekolah dokter bumiputera pada 1905.
Ki Hajar Dewantara saat muda adalah pejuang pena yang pemberani dan produktif.

Surat kabar yang pernah menjadi tempatnya berkarya yaitu Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Muoeda, Tjahaja Timur, dan Poesara. Tulisannya dinilai sangat komunikatif, tajam, dan partiotik, sehingga mampu membangkitkan semangat antipenjajahan. Tulisan Ki Hajar Dewantara berjudul Als Ik Eens Nederlader Was (Seandainya Aku Seorang Belanda) diterbitkan surat kabar De Express milik Douwes Dekker yang berisi kritikan tajam untuk pemerintah Belanda menyebabkan Ki Hajar Dewantara diasingkan ke Pulau Bangka sampai ke negeri Belanda.

Baca Juga:Setiap Penerima Bantuan PKH di Karawang Diminta Rp50.000, Tim Saber Pungli Langsung Selidiki Pemdes Mulyasejati Karawang Gelar Hajat Bumi Lestarikan Budaya Sunda

Tokoh pembelajar sejati pada masa pengasingan di Belanda. Beliau manfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk mendalami masalah pendidikan dan pengajaran di sana, sampai memperoleh Europeeshe Akte, ijazah pendidikan bergengsi di Belanda. Ia kembali ke tanah air pada 1918 dan fokus membangun pendidikan sebagai bagian alat perjuangan meraih kemerdekaan. Pada 3 Juli 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan perguruan bercorak nasional bersama teman-temannya yang bernama Perguruan Nasional Taman Siswa (Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa) di Yogyakarta.

Belajar dari Taman Siswa

Taman Siswa bertujuan memberikan kesempatan dan hak pendidikan yang sama bagi kaum pribumi dari kalangan rakyat jelata Indonesia seperti yang dimiliki para bangsawan atau orang-orang Belanda. Nama legendaris Taman Siswa Ki Hajar Dewantara mengajarkan kita bahwa lembaga pendidikan adalah taman tempat peserta didik belajar dengan menyenangkan. Semua peserta didik memiliki hak yang sama untuk belajar, dan bertumbuh mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya.

Taman Siswa menanamkan rasa kebangsaan pada peserta didiknya. Konsep Pendidikan Taman Siswa ini yang wajib terus dilestarikan di setiap Lembaga Pendidikan yang bernafas kebangsaan, cinta tanah air dan kemanusiaan pada diri peserta didik. Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat.

0 Komentar