PASUNDA EKSPRES– Suatu hari ada seorang sales dari salah satu brand besar, ia dan tim nya merasa putus asa karena ingin menjual kopi ke lingkungan yang biasa minum teh. ia dan tim nya beberapa kali mengembangkan produk kopi yang hebat, beberapa orang merespon positif namun penjualannya kian hari kian menurun, karea sekali lagi orang-orang disana suka minum teh dari pada kopi.
Suatu hari ia mendatangi salah seorang peneliti terkemuka di bidang kopi, peneliti tersebut di tawari bayaran mahal jika berhasil menjualkan produknya. Sang peneliti pun mulai melakukan sebuah penelitian lalu memutuskan melakukan sebuah eksperime, dimana orang-orang yang terbiasa minum kopi di baringkan di tanah lalu di dengarkan musik yang menenangkan.
Peneliti tersebut menyutuh orang-orang yang ikut eksperimen menyebutkan kenangan emosional yang pernah mereka lalui dengan beberapa produk, lalu saat peneliti menyebutkan produk kopi, orang-orang tersbeut tidak ada yang menemukan kenangan dengan kopi seumur hidup mereka. Alih-alih menghabiskan ribuan dollar untuk promosi, brand tersebut malam membuat produk permen rasa kopi yang di targetkan untuk anak-anak disana.
BACA JUGA: Ketua DPRD: Musrenbang Kabupaten Karawang Harus Akomodir Keinginan Masyarakat
Alhasil banyak anak-anak disana yang menyukai permen tersebut, ini dilakukan dengan tujuan agar anak-anak bisa mengasosiasikan kopi dengan emosi positif. Berpuluh-puluh tahun kemudian, anak-anak disana yang sudah punya kenangan dengan kopi karena suka mengkonsumsi permen rasa kopi sadari kecil, saat beranjak dewasa sudah terbiasa dan punya kenangan positif tentang kopi.
Akhirnya ligkungan tersebut menjadi salah satu peminum kopi terbesar di dunia, bahkan keuntungan industry kopi naik 8% pertahun. Inilah yang dilakukan brand “Nestle” saat berusaha membuat orang Jepang yang tadinya terbiasa minum teh menjadi peminum kopi.
PELAJARAN NYA: jika ingin membuat orang membeli produk mu, ssipkan unsur emosional dalam strategi jualan mu.
Caranya Dengan
- Membuat calon pembeli punya kenangan emosional denga produk mu
- Membuat promosi dengan story telling/cerita yang emosional
- Jualah solusi dengan perasaan
Contoh : ” Yakin sist suami ga lirik wanita lain?”
” Bunda, mau tampil lebih oke saat kondangan?”
- Juga seperti yang dilakukan brand-brand besar.
Gucci tidak menjual baju, tapi kemewahan
Mercedes menjual “status” bukan mobil
follow IG @seputarbisnis.id1