Dampak Tol Cisumdawu ini Bikin Resah Masyarakat, Lahan 2 Hektar Berakhir Tidak Berfungsi

Dampak Tol Cisumdawu ini Bikin Resah Masyarakat, Lahan 2 Hektar Berakhir Tidak Berfungsi
Beberapa instansi terkait sedang melakukan survei di tanah milik warga yang tidak berfungsi setelah adanya Tol Cisumdawu (Image From: Sumedang Eskpres)
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES – Dampak Tol Cisumdawu ini menarik perhatian. Bukan tanpa alasan, sebuah lahan seluas dua hektar yang dimiliki oleh warga di Dusun Margamukti, Desa Licin, Kecamatan Cimalaka, mengalami penurunan fungsi sejak adanya Tol Cisumdawu.

Hal tersebut disebabkan adanya luapan air dari Tol Cisumdawu yang mempengaruhi lahan itu. Tol Cisumdawu sendiri merupakan sebuah jalan tol sepanjang 62,60 kilometer. Jalan tol ini adalah bagian dari Jalan Tol Trans Jawa yang berlokasi di Jawa Barat.

Dampak Tol Cisumdawu Bikin Resah Masyarakat

Jalan tol yang baru ini menghubungkan wilayah Bandung, Sumedang, dan Majalengka. Rute jalan tol ini melintasi Kabupaten Bandung, Kabupaten Sumedang, dan Kabupaten Majalengka. 

Baca Juga:Banjir di Kabupaten Demak Semakin Mengkhawatirkan, Puluhan Ribu Penduduk sampai MengungsiHarga Telur Ayam di Bandung Masih Mengalami Kenaikan di Saat Harga Pokok Lain Mengalami Penurunan

Terkait dampak Tol Cisumdawu terhadap sebuah lahan seluas dua hektar itu, Kepala Desa Licin Zulkipli M Ridwan mengatakan bahwa dua hektar tanah warga berakhir tidak berfungsi. 

“Dua hektar tanah warga itu kini tidak berfungsi atau tidak bisa dimanfaatkan, karena adanya luapan air dari Tol Cisumdawu,” kata Kepala Desa Licin Zulkipli M Ridwan, dikutip Sumedang Ekspres, Rabu (20/3/2024). 

Ia juga mengungkapkan kekecewaan karena belum adanya tindak lanjut yang dilakukan oleh berbagai instansi terkait. Padahl survei telah dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim), serta Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappppeda) Sumedang.

Zulkipli berharap bahwa masalah tersebut bisa segera ditindaklanjuti karena masyarakt jadi tidak bisa memanfaatkannya. Ia juga khawatir jika luapannya semakin tinggi, warga akan terdampak banjir. 

Diketahui bahwa tanah tersebut merupakan kepemilikan pribadi warga. Meskipun ada sumur retensi di jalan tol tersebut, tapi kapasitasnya kurang dari 10 persen.

“Kapasitasnya itu tidak mencapai 10 persem Kenapa? Karena tidak hujan pun debit air terus masuk ke situ, apalagi hujan besar,” jelasnya. 

Zulkipli juga merasa menyayangkan pihak tim terpadu dan CKJT belum mengambil langkah untuk bertemu dengan masyarakat dan menyelesaikan permasalahan Tol Cisumdawu.

Baca Juga:DPR AS telah Meloloskan Undang-undang Mengenai TikTok yang Mengancam Sebaran Data ASPersoalan Panas Hak Angket DPR RI, Ini Dia Fraksi yang Berkomitmen dan Tidak

Masalah tersebut telah berlangsung cukup lama, sejak Tol Cisumdawu dibuka. Ia hanya ingin permasalahan ini dapat penanganannya, karena masyarakat sudah sangat dirugikan. 

0 Komentar