Kesalehan Individu dan Sosial dalam Ibadah Haji dan Qurban (bag 2 habis)

Kesalehan Individu dan Sosial dalam Ibadah Haji dan Qurban (bag 2 habis)
0 Komentar

Selama prosesi ibadah umroh dan haji di tanah suci, banyak pelajaran yang bisa dipetik dari pelakunya misalnya penyembelihan hewan ternak merupakan simbol ketakwaan sekaligus kepeduliaan terhadap sesama machluk Tuhan. Hubungan anak dan bapak yang sangat harmonis melalui prosesi penyembelihan hewan.

Ketika memasuki puncak haji yaitu wukuf di padang arafah dengan menggunakan pakaian ihram yang serba putih adalah sebuah simbol egalitaritas , berarti calon jamaah haji tidak pernah membedakan tingkatan status sosial. Mereka semua adalah machluk Allah yang sama derajatnya dan hanya berbeda dalam tingkat ketakwaannya.

Tidak ada tingkatan jabatan, harta,perbedaan kulit, suku bangsa,asal negara. Mereka berpadu dalam pakaian yang serba putih seakan mau menghadap Tuhannya. Banyak lagi peristiwa yang bisa diambil hikmahnya termasuk melempar jumroh sebagai simbol menjauhi bisikan syetan karena syetan adalah musuh manusia sampai pada begitu banyak teladan filantropi islam ketika melaksanakan ibadah haji. Simbol kedermawanan senantiasa melekat pada setiap pelakunya termasuk perilaku empati dan keakraban terhadap sesama.

Baca Juga:Kesalehan Individu dan Sosial dalam Ibadah Haji dan Qurban (bag 1)Kepergok Curi Motor, Meregang Nyawa Usai Dihakimi Massa

Tidak kalah penting, kita bisa melihat pelayanan Pemerintah Arab yang all out  baik dari segi pelayanan makanan, saat beribadah sampai pelayanan transportasi selama 24 jam untuk beribadah para jamaah, sehingga Mekah menjadi kota yang tidak pernah tidur selama musim haji. Peristiwa ini banyak berimplikasi pada aspek yang lain yang terkait dengan ekonomi yang transaksinya meningkat pesat yang memberikan keuntungan bagi negara maupun pedagang di Mekah-Madinah.

Sampai jumpa di tanah suci dan kembali ke tanah air membawa bekal haji yang mabrur. Prosesi ibadah haji sangat berat dan panjang, butuh pengorbanan dalam segi harta,pikiran,waktu, dll akan tetapi akan lebih berat mempertahankan haji mabrur dan setiap mereka yang sudah melaksanakan ibadah haji , tidak semuanya bisa mempertahankan predikat mabrurnya seakan tiada bedanya antara haji dan belum haji, inilah tantangan kedepan tamu Allah yang telah melaksanakan rukun islam terakhirnya. Di beberapa daerah , misalnya di kabupaten Klaten telah memiliki Rumah Sakit Islam klaten (RSI Klaten). Peranan haji telah menunjukkan kontribusinya yang nyata dengan membangun rumah sakit berkelas yang bisa dinikmati oleh semua orang yang membutuhkan dan kasus ini semoga bisa ditiru daerah daerah lain dalam bentuk yang berbeda misalnya dalam bidang ekonomi, sosial,pendidikan dll. Begitu mulianya para haji untuk membangun bangsanya. Islam menjadi agama rahmatan lil ‘alamin bila umatnya bisa memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan bangsa dan negaranya.

Laman:

1 2
0 Komentar