Kisah Otong dan Yayan, Penjual Kopi dan Siomay yang Happy Meraup Untung di Aksi Penolakan Omnibus Law

Kisah Otong dan Yayan, Penjual Kopi dan Siomay yang Happy Meraup Untung di Aksi Penolakan Omnibus Law
INDRAWAN SETIADI/PASUNDAN EKSPRES UNTUNG: Penjual kopi keliling, Otong (42) saat menawarkan kopi kepada polisi.
0 Komentar

SUBANG-Selalu ada berkah di balik peristiwa. Begitupun saat aksi unjuk rasa penolakan UU Omnibus Law berlangsung di Subang, Kamis (8/10) di Alun-alun. Meski bagi sebagian masyarakat merasa terganggu lantaran arus lalu lintas yang dialihkan, serta tersendat, lain halnya bagi pedagang asongan.

Sejak aksi unjuk rasa berlangsung pagi hari, seorang penjual kopi keliling Otong (42) sudah sigap bersiap berkeliling. Dari mulai gelas plastik dan rentengan kopi hingga air panas dalam termos sudah siap.
Dia berkeliling di area alun-alun. Menjajaki kopi kepada peserta unjuk rasa. Menawarkan untuk dibuatkan kopi. Satu gelasnya dihargai Rp5000. Naik dari harga biasanya yang cuma Rp3000.

“Alhamdulilah, berkah a,” serunya kepada Pasundan Ekspres.
Otong mengaku pada hari-hari biasa, untuk mendapati keuntungan sekitar Rp100.000 saja sulitnya bukan main. Namun jika ada aksi unjuk rasa begini dia mengaku sejak siang itu saja sudah isi termos air panasnya dua kali.
“Ya kalau biasanya kita kan hanya nunggu pelanggan saja, di sekitar mesjid agung, sekarang jemput bola, ngider,” kata Otong sambil terus melayani pembeli.

Baca Juga:Ngeri, 15 Pasien Terkonfirmasi Positif Covid-19 di Subang Meninggal DuniaDampak Covid-19, PAD Sektor Pariwisata Cuma Segini

Biasanya selain peserta aksi, aparat keamanan juga tak luput untuk memesan kopinya. Terlebih saat demo kali ini massanya terbilang banyak, keuntungannya bisa dua kali bahkan tiga kali lipat dari biasanya.
“Apalagi sudah lama tidak ada keramaian kan a, jadi ya lumayan, buat semangat,” ungkapnya lagi.

Sama juga halnya dengan pedagang lain, Yayan (38) yang sehari-harinya menjual siomay di sekitar Masjid Agung mengaku seperti tertimpa rezeki nomplok. Belum juga sampai pukul 13.00 WIB, dagangannya sudah ludes. Padahal pada hari-hari biasa, Yayan harus rela pulang larut malam, demi menunggu dagangannya habis.

“Ini sudah mau habis, Alhamdulilah pulang lebih cepat,” ungkapnya.
Jika pandai memanfaatkan peluang maka dalam usaha apapun selalu ada berkah melimpah. Bahkan bagi sebagian orang ada yang memiliki kepercayaan jika rezeki punya jalannya sendiri untuk menghampiri, dalam keadaan dan situasi yang tidak terduga sekalipun.(idr/ysp)

 

0 Komentar