Machiavelli

Machiavelli
0 Komentar

Diabad selanjutnya, tepatnya dikehidupan masyarakat Indonesia, model Machiavelli ini tentu tak laku. Namun ajaran Machiavelli berubah bentuk dan dipoles halus. Metomorfosis ajaran Machiavellian mewujud dalam diskriminasi, ujaran kebencian dan segala hal keserakahan, menjadi wajah Machiavellian baru di Indonesia. Tentu penganut tebar kebencian, pendiskriminasi tak mengakui bahwa itu adalah bagian dari ajaran Machiavellian. Karena memang tak seorang pun mengaku sebagai “tukang” menyebar kebencian. Bisa berabe jika mengaku, walau pun faktanya buzzer disewa.
Tentu negara dan penguasa di negeri tercinta ini mengharamkan Machiavelli. Ia adalah Ajaran sesat, najis, kotor dan haram dalam sistem politik, budaya serta kehidupan masyarakat Indonesia. Tak boleh seorang pun menyentuh apalagi menggunakan ajaran itu untuk dipraktekkan. Ajaran Machiavelli adalah ajaran kedzoliman yang nyata. Namun rasa dan aroma serta modelnya masih ada.
Untungnya rasa asli rakyat Indonesia lebih kuat. Rasa asli bangsa Indonesia yang percaya Tuhan berikut percaya dengan surga dan neraka, walau tetap melakukan perbuatan maksiat. Toh meminta ampun terhadap Tuhan lebih mudah dari pada meminta maaf kepada manusia. Tuhan tak mendendam walaupun dihianati hambanya.
Juga ajaran tepo seliro yang menjadi kearifan bangsa menjadi senjata melawan Machiavellian. Walau kearifan lokal mulai surut, tergerus budaya tik tok, selfi, you tube, game online dan segala macam budaya dan paham import lain. Budaya dan kearifan lokal tertatih-tatih mempertahankan hidup sambil menjaga diri agar tak tersungkur di pojok pos ronda.
Ajaran Machiavelli jelas bertentangan dengan Sila “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”. Ajaran dari sila kedua adalah bagaimana bangsa ini memuliakan sesama dengan cara yang adil dan beradab. Itulah identitas masyarakat Indonesia. Manusia Indonesia sejatinya memiliki empati kuat terhadap kemanusiaan, keadilan dan keadaban.
Sila kedua “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” mendorong manusia Indonesia untuk memberikan sumbangan kepada kemanusiaan. Keadilan hanya hadir manakala penguasa mewakafkan dirinya untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dan berpegang kepada hukum yang berlaku, tanpa pandang bulu. Dan tak silau oleh gemerincing keserakahan dan syahwat.

0 Komentar