Mengenal Lebih Dalam Tentang Skeptisisme Radikal Dalam Filsafat Ilmu

Mengenal Lebih Dalam Tentang Skeptisisme Radikal Dalam Filsafat Ilmu
0 Komentar

Oleh : Maulana Al Aziz Harahap, S.Pd

Mahasiswa Pascasarjana Prodi Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia

Eksistensi teori sekptisisime dalam filsafat ilmu masih sulit dipahami oleh mahasiswa dalam mata kuliah filsafat ilmu. Terlebih pada teori skeptisisme radikal. Lantas apakah skeptisisme radikal itu? Sebelum kita membahas skeptisisme radikal, kita harus tahu terlebih dahulu pengertian dari skeptisime. Skeptisisme adalah sikap mempertanyakan atau mencurigai segala sesuatu karena adanya keyakinan bahwa segala sesuatu bersifat tidak pasti. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia skeptisisme berarti kurang percaya atau ragu-ragu terhadap keberhasilan ajaran dan sebagainya. Sedangkan secara etismologis, skeptisisme berasal dari bahasa Yunani skeptomai yang berarti “untuk melihat sekitar” atau “mempertimbangkan”. Secara formal skeptisisme merupakan topik yang menarik dalam filsafat. Sedangkan secara nonformal, skeptisisme dapat diterapkan pada topik apa pun, seperti agama dan politik.

Tokoh yang terkenal menganut teori skeptisisme adalah Descartes (1596-1650) dan David Hume (1711-1776) yang berkembang pada era modern. Skeptisisme dalam filsafat ilmu dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu skeptisisme metodologis dan skeptisisme radikal. Skeptisisme metodologis adalah skeptisisme yang digunakan sebagai metode untuk mencapai kebenaran yang lebih pasti.

Sedangkan skeptisisme yang akan kita bahas menyatakan bahwa tidak mungkin untuk mengetahui apapun tentang dunia disekitar anda, atau setidaknya sesuatu yang memiliki konsekuensi apapun karena begitu dramatis dan umum dalam cakupannya, jenis skeptisisme ini dikenal sebagai skeptisisme radikal. Dalam filsafat ilmu, skeptisisme radikal adalah posisi yang menyatakan bahwa tidak ada pengetahuan ilmiah yang pasti. Skeptisisme radikal berpendapat bahwa semua pengetahuan ilmiah didasarkan pada asumsi-asumsi yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Oleh karena itu tidak ada cara untuk memastikan bahwa pengetahuan ilmiah kita tentang dunia adalah benar.

Baca Juga:Teori Filsafat Ilmu dalam Menghindari Hoaks lewat Mengenal Sikap Kredulisme dan Pembuktian AbduksiOknum ASN Diduga Sepelekan Tugasnya, Ucapkan Seleksi Hewan Ternak Hanya Nambah Kerjaan

Dua komponen utama dalam argumen skeptis, yaitu hipotesis skeptis dan sangkalan dari hipotesis skeptis. Pada filsafat ilmu, hipotesis skeptis adalah hipotesis yang menyangkal kebenaran teori ilmiah yang ada. Hipotesis ini biasanya diajukan untuk menunjukkan bahwa teori ilmiah tersebut tidak dapat dibuktikan kebenarannya secara pasti. Sedangkan sangkalan dari hipotesis skeptis melibatkan klaim bahwa jika tidak dapat mengetahui sangkalan dari hipotesis skeptis, maka tidak dapat mengetahui banyak hal.

0 Komentar