Menguji Konsistensi Mas Menteri

Menguji Konsistensi Mas Menteri
0 Komentar

Ketiga, pro kontra tentang urgensi Ujian Nasional (UN) bagi peningkatan mutu pendidikan. Wacana terkait penghapusan UN lantang disuarakan oleh Mas Menteri di awal masa kepemimpinannya. Sosok muda berkacamata itu beralasan, pelaksanaan UN hanya mengakibatkan siswa menjadi stress dan sama sekali tidak menyentuh nilai – nilai karakter yang hendak dibangun di lembaga pendidikan. Wacana penghapusan UN pun kian kencang disuarakan sekalipun mendapat penolakan dari mantan Wapres Jusuf Kalla yang sangat gigih memperjuangkan eksistensi UN. Mantan orang nomor dua di tanah air itu berdalih, penghapusan UN hanya akan mengakibatkan semangat belajar siswa semakin menurun. Faktanya, semangat belajar siswa tidak tumbuh dengan adanya UN, melainkan sejauh mana guru dan orangtua mampu menanamkan kesadaran kepada anak – anak mereka tentang pentingnya proses belajar (di lembaga pendidikan formal maupun non formal) untuk masa depan mereka.

Keempat, urgensi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) terutama pada jenjang pendidikan dasar. Dalam pidatonya, Mas Menteri menyinggung tentang keterbatasan guru dalam mengembangkan potensi yang dimiliki anak didiknya akibat adanya tuntutan kurikulum. Sistem pendidikan yang ada saat ini secara tidak langsung telah menghapus keberagaman potensi anak atas nama keseragaman. Muatan kurikulum yang sangat padat telah menutup kesempatan bagi anak untuk belajar dari alam sekitarnya. Dalam konteks ini, mampukah Mas Menteri menunjukkan konsistensinya dengan cara mengeluarkan kebijakan yang memberikan kesempatan yang seluas – luasnya kepada setiap anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya tanpa harus terganjal oleh KKM. Lebih jauh lagi, mampukah Mas Menteri memposisikan Sekolah Dasar (SD) sebagai tempat untuk menanamkan nilai – nilai karakter yang menjadi modal dasar bagi anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya maupun sebagai bekal hidup di masyarakat.

Keempat hal di atas seyogyanya menjadi perhatian Mas Menteri beserta jajarannya dalam menjalankan amanah selama lima tahun ke depan. Perubahan secara mendasar ke arah yang lebih baik sebagaimana diisyaratkan dala pidato singkat tersebut hendaknya benar – benar dilaksanakan dengan penuh perhitungan serta rasa tanggungjawab. Setiap kebijakan yang dikeluarkan tentunya akan berdampak luas bagi dunia pendidikan serta masa depan bangsa yang besar ini. Oleh karenanya, partisipasi aktif dari kalangan pendidikan dan masyarakat serta pengawasan secara baik dari pihak terkait (Dewan Perwakilan Rakyat) akan sangat menentukan tercapainya tujuan pendidikan sebagaimana yang diharapkan. (*)

0 Komentar