Menyambut Musim Hujan yang Tidak Segera Datang dan Resiliensi

Menyambut Musim Hujan yang Tidak Segera Datang dan Resiliensi
0 Komentar

Pendek kata bumi semakin tidak nyaman untuk hidup sehingga negara maju yang nota bene perusak lingkungan paling awal sudah mulai mengurangi emisi CO2 (karbondioksida) bukan asam sulfat (H2S04) dengan mengurangi pemakaian bahan bakar fosil secara massif. Namun bagaimana dengan Indonesia? Pemerintah sudah mulai berupaya untuk itu, namun kesadaran warga negaranya untuk penyelamatan lingkungan harus semakin dibangun. Hal ini bisa dilihat dari rendahnya partisipasi msyarakat dalam mengatasi pencemaran lingkungan.

Salah satu langkah parsial namun banyak manfaatnya adalah Gerakan menanam buah-buahan di sekitas rumah termasuk di tepi jalan. Berdasarkan pengamatan penulis, jalan dengan tepinya banyak penghijauan buah-bauhan seperti mangga dan mertega cenderung tetap hijau sepanjang tahun bahkan buah mangga di tengah kemarau ini cenderung berbuah dengan banyak dan semakin manis buahnya dikala mengalamai kekurangan curah hujan. Alangkah indahnya seandainya itu dilakukan di semua jalan dan perkampungan sehingga bisa mengeliminir suhu yang panas serta kondisi oksigen yang semakin menipis.

Namun apakah sudah terlambat dengan hampir berakhirnya musim kemarau ini? Tentunya tidak ada kata terlambat untuk menghijaukan dunia ini. Bukankah seandainya besuk kiamatpun Nabi masih menyarankan untuk menanam pohon. Begitu indah pesan beliau untuk keselamatan lingkungan. Justru dengan akan berakhirnya musim kemarau ini merupakan awal persiapan menyambut musim hujan dengan mempersiapkan diri untuk menanam pepohonan.

Baca Juga:Dalih Dapat Ilmu Spiritual, Modus Oknum Guru Ngaji di Purwakarta Cabuli SantriKolam Renang Ciheuleut Subang Ramai Dikunjungi Wisatawan saat Libur Nataru

Langkah awal adalah membuat lubang galian untuk direncanakan ditanami pepohonan sehingga lubang tersebut kering dan bisa dipersipkan pupuk organik dari dedaunan maupun kotoran ternak untuk menimbun bersama tanah ketika manaman pohonya nanti saat hujan sudah tiba. Sekaligus pelindung harus disiapkan berupa kayu atau bambu agar kelak kalau tanaman sudah ditanam tidak dikira tidak bermanfaat namun dilindungi dengan kayu atau bambu sebagai pengaman agar tidak dicabut atau dirusak orang.

Selain lubang tempat menanam juga perlu dipersiapkan aliran air untuk penyiraman ketika musim kemarau tiba, misalkan selama ini dikenal dengan kran untuk cuci tangan, lebih baik kran tersebut diletakkan di dekat tanaman agar air buangan limbahnya bisa termanfatkan untuk menyirami tanaman.

0 Komentar