Menyambut Musim Hujan yang Tidak Segera Datang dan Resiliensi

Menyambut Musim Hujan yang Tidak Segera Datang dan Resiliensi
0 Komentar

Pemilihan jenis tanaman juga perlu diperhatikan. Setidaknya pilihlah tanaman yang bukan tanaman musiman yang daunnya rontok ketika kemarau. Ciri jenis ini adalah daunnya relatif lebar. Akan lebih pas kalau ditanamani buah-buahan karena selain hijau sepanjang tahun biasanya bisa dimanfaatkan buahnya, sehingga akan cenderung terawat dibanding tanaman penghijauan non buah-buahan. Bahkan di beberapa negara Eropa, penghijauan tepi jalan bisa ditanami buah apel yang hasilnya bisa sampai di eksport ke luar negeri. Kalaupun kita belum bisa eksport buah dari hasil penghijauan di tepi jalan setidaknya buah tersebut bisa menghasilkan secara ekonomis bermanfaat bagi masyarakat sekitar maupun secara ekologis bisa menyumbang oksigen untukkebutuhan hidup manusia.

Sementara kapan mulai menanam tanaman tersebut? Tentunya ditengah cuaca yang tidak menentu ini butuh timing yang tepat. Menurut BRIN cuaca saat ini masih kurang menguntungkan dari segi pertanian maupun penanaman tumbuhan. Menurut Pakar Meteorologi dari BRIN Edvil Aldrian (Jawa Pos Rabu, 27 Des 23), mengatakan bahwa sangat mungkin anomali cuaca akibat El Nino ini bisa berlanjut sampai bulan Maret 2024 yang akan datang. Kalau hal ini terjadi betul, maka musim hujan kali ini kan berlangsung sangat singkat. Kalau memang hal ini terjadi yang akan merasakan dampak paling tinggi adalah para petani lahan basah. Mereka akan kekurangan air yang sangat banyak sementara air sumber yang kadang mereka harapkan sudah semakin habis disedot ketika musim kemarau ini. Kesulitan ini dibarengi dengan kesulitan (Baca: Pembatasan BBM) khususnya yang bersubsidi seperti biosolar yang biasa dipakai para petani untuk mesin diesel guna mengairi sawah dan ladangnya. Mereka selain sulit mencari air yang semakin dalam keberadaannya juga sulit BBM tersebut sementara disisi lain tidak mungkin harga produksinya naik yang signifikan mengingat hasil produksi petani semua orang membutuhkannya sehingga tidak mungkin dibiarkan harganya lepas membubung begitu saja kecuali produk tertentu seperti cabai yang tidak semua orang membutuhkannya.

Kondisi kemarau Panjang ini harus diantisipasi dengan pendeknya musim hujan kali ini. Ketika musim hujan pendek, maka sangat mungkin air tanah kedalamannya belum normal seperti sedia kala. Sehingga ketika musim hujan kali ini pendek otomais persediaan air tanah di musim kemarau yang akan datang akan sangat terbatas. Terus apakah kondisi semacam ini akan terus berlangsung dan semakin kacau kondisi iklim di dunia? Tentunya hal itu sangat mungkin terjadi. Anomali iklim akan semakin tidak menentu, curah hujan akan semakin kecil atau sebaliknya bisa saja terjadi. Maka semua pihak harus menyiapkan sejak dini tentang kondisi iklim yang semakin tidak menentu ini. Bumi diberikan kepada manusia dalam kondisi yang serba nyaman dan enak untuk kehidupan, manusia sekarang mempunyai tanggungjawab untuk mengembalikannya kalau tidak ingin dihujat anak cucu kelak. Bukankah bumi ini bukan warisan untuk kita saat ini namun adalah pinjaman dari anak cucu nanti. Semoga bumi senantiasa abadi dan lestari sehingga aman untuk dihuni tentunya sebelum kiamat terjadi. Maka ingatkah kita, ketika Allah SWT ingin menciptakan machluk manusia di bumi ini, saat itu malaikat sudah mengingatkan bahwa manusia memiliki sifat perusak tapi Allah SWT menjawab dengan singkat , Aku yang lebih tahu (komunikasi ini diabadikan dalam Al Qur’an).

Laman:

1 2 3
0 Komentar