Merindukan Kampusku yang Cantik

Opini
Opini
0 Komentar

Oleh: 

1.Drs. Priyono, M.Si.( Dosen pada Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

2.DR.Sigid Sriwanto,MSi (Dosen pada Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Purwokerto)

 

Soal kebersihan , kita harus banyak belajar dari negara Sakura, negeri Jepang yang terkenal dengan spirit disiplin,  kerja keras dan sangat peduli secara individu maupun kolektif terhadap sampah sehingga sulit untuk mendapatkan sampah di sebarang tempat baik pada fasilitas umum maupun private. Betapa besar tanggung jawab individu orang Jepang untuk tetap menjaga negerinya supaya tetap cantik. Utsukushī Kuni adalah slogan Bangsa Jepang yang berarti “Negeriku yang Cantik”. Slogan tersebut menunjukkan kearifan lokal Bangsa Jepang yang tidak menganggap remeh masalah kebersihan, bahkan dapat dibilang mereka sangat amat teliti dalam menjaga kebersihan dan kerapian. Itulah juga mengapa masyarakat Jepang sangat serius dalam penanganan sampah, Mereka memiliki komitmen yang tinggi dan sangat disiplin dalam pengelolaan sampah, baik sampah industri maupun sampah rumah tangga. Hampir tidak pernah ditemukan puntung rokok sekalipun di jalan dan tempat umum, tidak ada sampah yang menumpuk atau berceceran, semua sangat bersih dan rapi. 

Baca Juga:Bupati Karawang Edarkan 10 Larangan Bagi Pengusaha Tempat Hiburan dan RestoranKetua DPD KNPI Karawang Ajak Bersatu Suarakan Perbaikan Infrastruktur

Masyarakat Jepang tentu saja tidak mengenal konsep “kebersihan sebagian dari pada iman” sebagaimana yang ada di negeri-negeri Muslim. Tulisan tersebut  banyak ditemukan pada fasilitas umum dan ibadah agar mereka yang membacanya  bisa membantu menciptakan kondisi lingkungan yang bersih, lebih lebih kontennya dikaitkan dengan ajaran agama Islam, maka diharapkan akan lebih manjur . Ironisnya, di negeri-negeri yang mayoritas muslim seperti Indonesia, kebersihan tampaknya baru sebatas usaha tapi belum semua diimplementasikan . Ini tercermin dari mudahnya ditemukan tumpukan sampah yang menggunung di pinggir, toilet-toilet umum – tak terkecuali toilet yang ada di lingkungan masjid sekalipun – sebagian besar terlihat jorok, kotor dan bau. Tidak jarang pula dijumpai di lingkungan sekolah, pesantren dan kampus  yang notabene adalah tempat orang berilmupun keadaannya setali tiga uang alias sama kotor dan joroknya dengan tempat umum. Kita masih sering mendapatkan sampah dari tissue, kertas, plastic, ada di kamar toilet, di kantor, di ruang kuliah, di spot belajar bahkan di dalam mushola atau masjid yang berada di kampus. Bahkan di sebuah mushola atau tempat sholat di sebuah PTM , saya merasakan tidak nyaman karena kurang bersih meskipun dilengkapi dengn AC, karpetnya ada kesan tidak pernah dicuci bahkan di sebuah pojok didapati rumah hewan laba laba (dlm bhs jawa : kemonggo). Di beberapa kamar mandi baik lantai 1, 2 dan 3 nampak kurang terawat. Perilaku semacam ini menunjukkan bahwa kesadaran individu masyarakat Kampus belum diwujudkan secara menyeluruh maka diperlukan himbauan, keteladanan sampai penerapan sanksi untuk mendidik meningkatkan kesadaran mereka.

0 Komentar