MoU GDA dan LPDB, Kemkop-UKM ke Bupati Subang: Pa Bupati Kita Punya Pembiayaan KUR on Farm

MoU GDA dan LPDB, Kemkop-UKM ke Bupati Subang: Pa Bupati Kita Punya Pembiayaan KUR on Farm
0 Komentar

Putri pun menjelaskan alasan GDA masuk ke Industri susu di tanah air, dirinya menyampaikan masih rendahnya konsumsi susu masyarakat Indonesia jika dibandingkan dengan Malaysia, Thailand dan negara Asean lainnya.

Putri menjelaskan, PT GDA memiliki biogas plant dengan kapasitas 7500 Ton Manure / Kohe menghasilkan Gas Methane untuk Bahan Bakar Boiler dan akan dikembangkan untuk Genset.

“Teknologi biogas ini merupakan pertama di Indonesia yang mengolah kotoran sapi menjadi sumber energi di pabrik, sehingga kotoran sapi yang dihasilkan dari peternakan PT GDA tidak akan mencemari lingkungan sekitar,” jelasnya.

Baca Juga:12 Koin Kuno yang Paling Dicari oleh Para Kolektor, Kamu Punya Salah Satunya Saja, Bisa Langsung Ajak Nikah Si DiaUang Koin Rp 1.000: Nilai Jual Tinggi dan Mitosnya Laku hinngga Rp50 Juta

Usai pemaparan dari CEO PT GDA, kegiatan dilanjutkan dengan penandatanganan MoU antara PT GDA yang dan direktur Lembaga Penyalur Dana Bergulir (LPDB) Drs. Supomo, Ak., MM.

Dalam arahannya, Menteri KOPUMKM Drs. Teten Masduki mengapresiasi hadirnya PT GDA dalam memperkuat industri pengolahan susu di tanah air, dan meningkatkan produktivitas petani di Indonesia.

Teten mengungkapkan industri pengolah susu sejalan dengan pemerintah, dalam pengembangan Koperasi dan usaha kecil menengah di Indonesia sebagian besar harus terhubung dengan supply chain Industri.

Teten pun menjelaskan, Kemenkop-UKM memiliki pembiayaan yang bisa mengintegrasikan KUR cluster dan LPDB Koperasi. Dirinya menyatakan sudah ada piloting model kerja sama tersebut.

“Hari ini saya senang sekali GDA dengan kami membangun kerja sama untuk memperkuat koperasi para petani sapi perah. Ada 2 hal yang bisa dikerjasamakan, yang pertama para petani dapat men-supply kebutuhan 50% pakan sapi perah yaitu silase jagung, sapi itu memakan dengan batangnya, jadi panen tidak harus menunggu lama dan penanaman bisa lebih padat. Ini bisa dimitrakan dengan masyarakat Subang,” katanya.

“Yang kedua, bisa juga Kerjasama dengan penyediaan bibit sapi unggul. Saya sudah keliling Indonesia, produksi sapi perah hanya 15-16 liter per hari,, pembiayaan nya bisa dari KUR cluster yang 1 orangnya bisa mencapai 500 juta rupiah, peternak kecil yang mempunyai sapi 6-9 ekor pun bisa mendapat pembiayaan,” ujar Teten.

Selanjutnya Teten menyoroti tentang pengolahan susu di Indonesia, dirinya menyatakan produktivitas susu sapi sedang ditingkatkan dengan pemodalan bagi peternak dan kerja sama dengan pihak industri.

0 Komentar