Pasokan Air Bendung Leuwinangka Minim, Sistem Gilir Giring Diberlakukan

Pasokan Air Bendung Leuwinangka Minim, Sistem Gilir Giring Diberlakukan
MINIM: Kondisi Bendung Leuwinangka saat musim kemarau di Kampung Warasan, Dangdeur, Kamis (22/8). YUSUP SUPARMAN/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

SUBANG-Musim kemarau ini, air dari Bendung Leuwinangka di Kampung Warasan, Dangdeur menggunakan sistem gilir giring. Debit air sungai yang melintasi Bendung Leuwinangka hanya 1.800 liter per detik. Biasanya 2.900 liter per detik.

Koordinator Petugas Operasi Bendung (POB) Bendung Leuwinangka, Arman Kadarisman mengatakan, dengan debit saat ini tentunya tidak mencukupi untuk mengairi seluruh area pesawahan seluas 4.980 hektar di Kecamatan Subang, Pagaden dan Pagaden Barat.

Supaya semua kebagian air, makanya digunakan sistem gilir giring. Ada jadwal yang dijadikan patokan untuk mengaliri air sehingga masyarakat merasakan manfaat meskipun air terbatas.
“Ada 14 desa yang teraliri, nah ada jadwalnya masing-masing,” ujarnya, Kamis (22/8).

Baca Juga:Kisah Kang Ade si Pemanjat Pohon Kelapa Sejak Usia 20 TahunGunadi Kembali Pimpin Pemuda Pancasila

Dia mengatakan, prioritas air didistribusikan kepada pesawahan yang padinya yang belum panen. Sementara yang sudah panen, dihimbau untuk menunda menanam terlebih dahulu menunggu pasokan air cukup.

“Terkecuali sawahnya yang dekat dengan irigasi, itu tidak masalah. Yang jauh jangan dulu, khawatir kemarau yang masih lama ini pasokan air kurang,” ujarnya.

Dia mengatakan, sebagian pesawahan di Kecamatan Subang, Pagaden dan Pagaden Barat mengandalkan pasokan air dari Bendung Leuwinangka. Dia berharap petani memahami kondisi air di musim kemarau ini.

Air sungai yang melintasi Bendung Leuwinangka ini berasal dari wilayah Sagalaherang. Saat ini tidak ada pasokan air dari Bendung di Sagalaherang, karena dialokasikan untuk daerah lain yang juga membutuhkan air untuk pesawahan.
“Paling dari anak sungai lainnya yang kapasitas area pesawahannya semi teknis,” katanya.

Dadan Saepudin petugas Bendung Leuwinangka menambahkan, banyak petani yang mempertanyakan kondisi air saat ini. Pihaknya menjawab bahwa kondisi air saat musim kemarau terbatas.

“Ya banyak yang mempertanyakan, kita jawab apa adanya kondisi di lapangan seperti ini,” ujarnya.
Dia menuturkan, petugas bendung kesulitan ketika banyak sampah. Berharap agar masyarakat tidak membuang sampah ke sungai. Sampah tersebut sangat mengganggu aliran air, apalagi ketika musim hujan.(ysp/vry)

0 Komentar