Perawat Raisa

Perawat Raisa
Gubernur Khofifah ketika melihat cara kerja robot Raisa di RS Unair. Pemprov Jawa Timur, ITS, dan Unair kali ini bersatu untuk satu tujuan: Lawan Corona!
0 Komentar

Jadi, bahwa Raisa masih perlu pakai remote control itu karena memang diinginkan begitu.

Hampir saja saya tidak mengenal Raisa. Kalau saja Rektor ITS, Prof. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng., Ph.D, tidak usil. Tiba-tiba saja saya baca, di medsos, Prof Ashari jadi humas Unair. Tanpa dibayar dan tanpa SK. Rektor ITS itu mempromosikan Unair.

Ups… Ternyata mempromosikan ITS juga. Lewat prestasi tim robotiknya itu. ”Nama Raisa sendiri usulan dari Unair,” ujar Prof. Ashari. Waktu belum dibawa ke Unair namanya masih Raitsa –ada huruf ”i-t-s” di dalamnya.

Baca Juga:Pasien 01 P ositif Covid-19 Masih Diisolasi di RSUDJelang PSBB, 178 Warga Mundusari Terima Bantuan Sembako Gubernur

Raisa, kata Prof Ashari, adalah hasil kerja sama dua universitas besar di Surabaya itu.

Prof. Ashari baru satu tahun jadi rektor ITS. Ia seperti ”anak hilang” yang kembali ke ibu kandungnya. Lima tahun lamanya Ashari ”berjuang” di Bandung. Di luar ITS. Untuk menjadi rektor Universitas Telkom pertama. Yakni gabungan empat sekolah tinggi Telkom –yang merger menjadi Universitas Telkom. Prof. Ashari-lah bidan penggabungan itu.

Tahun lalu Universitas Telkom menduduki peringkat satu universitas swasta di Indonesia. Dengan jumlah mahasiswa 30.000 orang.

Kini Prof. Ashari sudah pulang ke kandang. Ia alumnus Elektro ITS. Rumahnya di Sidoarjo. Di Desa Wonoayu –dekat pesantren besar Bumi Shalawat milik Gus Ali.

Setamat S-1 Ashari mencari beasiswa sendiri. Belum ada email waktu itu. Semua proposal ia kirim lewat faksimile. Usahanya berhasil. Ia diterima di Curtin University di Perth, Australia Barat. Di situ Ashari menyelesaikan gelar S-2 dan S-3 nya.

Meski rektor ITS, Prof. Ashari tetap tinggal di Desa Wonoayu. Tidak mau pindah ke Surabaya. ”Saya memilih bersama ibu di Wonoayu. Tinggal ibu. Ayah sudah meninggal,” ujarnya.

Ayah-ibunya asli Desa Wonoayu itu. Petani. Mencangkul dan menanam padi. Tapi 4 anaknya mentas semua: dua doktor, satu dokter, satu lagi direktur BUMN besar.

Baca Juga:TNI Sebar Takjil dan Makanan di Depan Koramil PusakanagaraCovid-19 dan Ramadan Tak Hentikan Bisnis Miras, Satnarkoba Polres Sita Ribuan Botol

Ashari rajin mempromosikan Raisa. Apalagi akan segera lahir Raisa-Raisa berikutnya. Dengan nama depan tetap Raisa.

Adik Raisa itu kemungkinan akan diberi nama Raisa Tiara. Tugasnya di lantai 2. Adiknya lagi bisa saja bernama Raisa BCL –Backer Calm Down Labour. Untuk lantai 3. Adik ketiga di lantai 4: Raisa Rosa –ransum, obat, salep, antiseptik.

0 Komentar