PASUNDAN EKSPRESÂ – Sinar matahari pagi cemburu. Karena betapa mudahnya kita melihat polarisasi politik yang terjadi dimasyarakat setiap mendekati peristiwa elektoral.
Semilir angin sepoi-sepoi pun bingung karena dengan gampangnya, kita tergoda untuk memercayai informasi yang belum tentu benar, yang beredar dimedia sosial (medsos).
Pilihan yang beda terhadap proses kandisasi kadang menyebabkan kegaduhan politik.
Sebab para pengikut kandisasi akan menyebarkan berbagai narasi yang sengaja memancing kegaduhan politik dan sekaligus strategi politik gaduh.
Baca Juga:Nyari Sepeda untuk Olahraga Sore? Berikut Daftar Harga Sepeda Polygon dan Gambarnya, Lengkap Versi Terbaru!Dahsyat Nih! Begini Ternyata Manfaat Masker Putih Telur dan Susu Dancow, Nomor 3 Jarang Diketahui
Kegaduhan politik dan politik gaduh seolah menjadi bagian dari strategi untuk proses pemenangan elektroral.
Sebab kemenangan elektoral menjadi bagian penting untuk membangun relasi kuasa.
Dan untuk memenangkan kandidat yang dijagokan memerlukan relasi terhadap berbagai sumber daya dan akses teknologi berbasis AI (artificial intelligence).
LIHAT JUGA: Pojokan 166, Pamflet Calon
AI dipergunakan untuk membangun narasi yang diarahkan untuk membangun pengakuan dan identitas kandidat.
Biasanya buzzer digunakan untuk membangun branding kandidasi.
Sebab penting dalam peristiwa elektoral, kandidat diakui oleh masyarakat dalam hal apapun.
Konsep thymos ini yang digunakan oleh para pendukung kandidasi untuk mendapat pengakuan berbasis identitas diri atau kelompok.
Dan tak jarang basis identitas yang digunakan adalah agama, golongan dan kesukuan.
Dan pada gilirannya, dahaga atas pengakuan dan identitas inilah yang berpotensi membangun polarisasi dalam masyarakat.
Baca Juga:Nyari Truck Berkualitas? Berikut Harga Truck Canter Baru dan Bekas Terupdate 2023Harga Truk Canter Terbaik, Baru dan Bekas yang Menjadi Rekomendasi Tahun Ini
Dan kadang media cenderung memainkan peran menguatkan polarisasi ketimbang meredam polarisasi.