Pojokan 194, Kepala Miring

Pojokan 194, Kepala miring
Pojokan 194, Kepala miring
0 Komentar

Pojokan 194, Kepala Miring

Kadang perlu sesekali kepala miring sambil ditopang tangan yang nangkring di dengkul kaki bersila, sebagai pertanda isi kepala lagi diajak mikir.

Entah memikirkan printilan lebaran yang semakin beranak pinak dan harganya nangkring di pucuk pohon cemara. Tak pernah mau turun.

Mulai dari sandal, baju, kolek pisang, beras fitrah hingga soal biaya mudik.

Tentu angpao untuk handaitaulan di kampung harus juga dipikirkan.

Baca Juga:Pojokan 193, TidakDirut PLN Raih Best CEO of Communications, 12 Penghargaan dari Menteri BUMN di Ajang BCOMSS 2024

Apalagi harga beras yang terus mendaki merangkak naik, seolah ingin menjadi juara komoditi mahal.

Soal printilan lebaran ini membuat kepala miring 45 derajat.

Padahal jika diteruskan memikirkan soal hak angket dan sengketa pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK) kepala bisa lebih doyong lagi sampai tertelungkup.

Saking beratnya yang dipikirkan. Itu, jika orang awam yang mikir hingga ketiduran.

Soal ciri orang mikir tidak hanya dengan miring kepala.

Geleng-geleng kepala pun boleh. 

Itu tandanya tak habis pikir atau malah tak mikir atau tak bisa mikir.

Atau manggut-manggut kepala sebagai tanda setuju sehabis memikirkan apa yang disampaikan atau dilihat.

Ada juga orang mikir dengan memegang jidat sebagai tanda serius berpikir. 

Hingga berkerut-kerut kulit jidat. Seolah setiap lipatan kerutan menandakan masalah yang dipikirkan.

Baca Juga:Subsidi Listrik Ke PLN Rp 75,83 Triliun, Wujud Negara Hadir Sediakan Akses Listrik Terjangkau Bagi MasyarakatPLN UP3 Purwakarta Nyalakan Harapan Sambung Listrik Gratis 11 Keluarga Kurang Mampu

Atau jalan ke sana-kemari, bulak-balik sambil menggantungkan kedua tangan bersamaan di punggung.

Yang terakhir ini hanya dilakukan oleh orang yang tak nemu solusi sehabis berpikir. Hingga kehabisan pikir.

Bagi kita orang awam, cukuplah miring kepala saja sebagai tanda ikut cawe-cawe prihatin dan tak habis pikir, memikirkan gelaran lakon pasca pemilu (pemilihan umum) 2024 ini.

Sebab lakon yang dipikirkan orang awam itu, sudah dipikirkan oleh orang-orang yang berpikir ada kecurangan dalam pelaksanaan pemilu. 

Atau yang berpikir tak ada curang sedikitpun. Mulus bersih seperti kulit yang diolesi skincare setiap hari.

Bedanya orang yang berpikir soal pemilu curang atau tidak curang, kepalanya tidak pernah oleng miring kanan atau kiri.

Justru tegak lurus seperti patok dengan sorot mata tajam seolah lampu sorot panggung yang terang benderang menerangi sang aktor.

0 Komentar